Mohon tunggu...
Rut sw
Rut sw Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga, Penulis, Pengamat Sosial Budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha melejitkan potensi dan minat menulis untuk meraih pahala jariyah dan mengubah dunia dengan aksara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dakwah, Siapa Bilang Mudah?

13 Oktober 2019   13:55 Diperbarui: 13 Oktober 2019   13:58 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dakwah bagi saya pribadi, bukan masalah baru. Dulupun sudah berdakwah, hanya saja yang diserukan adalah kebatilan. Beda rasa ketika sekarangpun harus dakwah dan itu mendakwahkan Islam.Pertama kali amanah ini datang, bingung dan takut. Apa yang akan terjadi jika saya dakwah? apalah saya, ilmu baru sauprit dan apa kata dunia? keluaran pondok bukan, lulusan sekolah agama kagak, ngerti Alquran dan hadist baru seberapa.

Tapi Allah menjawab keraguan saya dengan sebuah keyakinan yang disuntikkan guru saya, bisa jagi iya kita bukan siapa-siapa, tapi ketika amanah itu datang padamu  Allahlah yang lebih mengetahui bahwa kamulah orang yang tepat dan Allah akan memampukan. Bagaimanapun caranya, Allah yang atur, tinggal kita mau atau tidak.

Bak mantra yang menghipnotis saya, setiap saat yang ada dalam benak bagaimana dakwah ini bisa jadi rutinitas harian. Hingga tak terasa sudah banyak kelompok kecil yang sukses dibina dan bergabung dalam barisan pendakwah.

Yang gagal? jangan ditanya, banyak juga. Namanya juga bahan dakwah ini bukan robot, tapi manusia yang punya hati dan akal. Juga menjadi bagian dari kemajemukan masyarakat yang kian hari kian terkontaminasi dengan faham sekulerisme. Banyak yang ngaji modal semangat saja akhirnya berguguran ditengah jalan. Entah kena kasus riba, kena fitnah tetangga dan yang terbanyak adalah yang tak mampu menaklukkan bahaya dari hatinya sendiri, rasa malas!

Malas menjalankan konsekwensi ngaji. Aneh kan...padahal mereka tak taat artinya hati mereka telah tertutup untuk kebenaran. Dan bukankah itu sifat orang yang sombong versi Allah?

Parahnya lagi, merekalah munafik sejati. Astaghfirullah..nih buktinya

Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul," (niscaya) engkau (Muhammad) melihat orang munafik menghalangi dengan keras darimu ( Qs An Nisa 4:61).

Makin kesini memang kaum muslim makin aneh. Dan apakah mereka sadar keanehan yang ada padanya? sadar! sekali lagi saya katakan, SADAR!
namun mereka terlalu apatis bahwa perubahan itu bisa saja terjadi. Kapan saja mereka mau. Namun, selalu mereka terhalang dengan kalimat, " Saya ndak mau repot", " Kalau susah dilakukan kenapa harus dipaksa?" atau " saya melakukan apa yang bisa saja" dan lain-lain

Ah, kalau hidup selalu minta kemudahan lantas mau hidup yang seperti apa? kata mudah sejatinya relatif bagi setiap orang. Terlebih Allah dalam surat  Al-'Ankabt 29: 2 sudah menegaskan bahwa hidup tak mudah, apalagi hanya mau menyandang status beriman tapi pengen surgaNya Allah?!

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?" (Qs Al Ankabut 29: 2)

Marilah sama-sama merenungi, anda hidup untuk apa? dan hidup itu sendiri bukan milik anda sepenuhnya, ada pemilik sejatinya yang kelak akan meminta kita pertanggung jawaban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun