Mohon tunggu...
Rutma Parningotan
Rutma Parningotan Mohon Tunggu... Guru - Sociology's Teacher

Give thanks. HP/WA: 085346726572. Channel YouTube: Rutma Parningotan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Sosiologi Mengenai Kenaikan Harga BBM dalam Kaitannya dengan Ketimpangan Sosial

25 Oktober 2022   07:44 Diperbarui: 25 Oktober 2022   08:34 2036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah diumumkan pada tanggal 3 September 2022 yang lalu oleh Presiden Jokowi. Kenaikan harga BBM tersebut telah berdampak pada gejolak sosial dan ekonomi masyarakat. 

Gejolak sosial ditandai dengan adanya relasi konfliktual diantara kelompok-kelompok masyarakat dengan pemerintah yang umumnya dipertunjukkan melalui aksi demonstrasi di beberapa daerah.

Walaupun demikian, sejauh ini bisa dikatakan masyarakat Indonesia cukup kooperatif dalam menghadapi situasi sulit seperti kenaikan harga BBM yang biasanya juga dibarengi dengan kenaikan beberapa harga barang lainnya. 

Ketika ada wacana kenaikan harga BBM, masyarakat melakukan hal-hal yang tidak biasa, mulai dari panic buying lalu kemudian disusul aksi-aksi demonstrasi di beberapa daerah. 

Aksi demonstrasi yang telah terjadi karena kenaikan harga BBM telah berlangsung, ada yang lebih dari satu kali demonstrasi. Hal ini terjadi karena gejolak ekonomi kali ini ditandai dengan ikut naiknya harga kebutuhan lain seperti harga pangan dan ongkos transportasi.

Salah satu anggota legislatif menilai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memberatkan rakyat kecil. Kemudian kenaikan harga BBM ini diiringi dengan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat. Namun, hal tersebut sepertinya bukanlah solusi karena BLT tidak sebanding dengan dampak jangka panjang pada masyarakat kecil.

Dalam hal ini kita bisa melihat adanya ketimpangan sosial di masyarakat akibat kenaikan harga BBM. Untuk mendukung kebijakannya, negara menggunakan para intelektual tradisional dan moral untuk meyakinkan masyarakat bahwa kenaikan harga BBM merupakan langkah tepat dalam menjaga kestabilan perekonomian.

Para pakar berpendapat untuk meredakan tensi gejolak "rakyat vs blok kekuasaan" terkait kenaikan harga BBM, perlu dilakukan negosiasi dan pertukaran wacana antar kedua belah pihak sehingga membentuk apa yang disebut sebagai keseimbangan kompromi.

Meskipun keseimbangan kompromi tidak mampu mengubah kepentingan kelas dominan secara signifikan, namun menjadi sebuah hubungan sementara hingga dicapai kesepakatan bersama.

Pertanyaan:

  • Bagaimana kondisi di masyarakat saat ini terutama di daerah tempat tinggalmu setelah beberapa waktu kenaikan harga BBM
  • Buatlah analisismu mengenai kenaikan harga BBM mulai dari adanya kenaikan, kemudian diturunkan kembali? Menurutmu, apa maksud dari pemerintah dalam membuat harga BBM?
  • Buatlah analisismu, apakah kenaikan harga terutama BBM membuat suatu ketimpangan sosial di masyarakat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun