Mohon tunggu...
Rutma Parningotan
Rutma Parningotan Mohon Tunggu... Guru - Sociology's Teacher

Give thanks. HP/WA: 085346726572. Channel YouTube: Rutma Parningotan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Perwujudan Integrasi Sosial di Tengah Pandemi Corona

15 April 2020   08:33 Diperbarui: 8 April 2021   13:21 8702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik adalah suatu fenomena sosial yang tak pernah hilang dan selalu ada di setiap aspek kehidupan masyarakat kita. Setiap kita pasti menghadapi yang namanya konflik baik dengan diri sendiri dan juga dengan orang lain. Kehadiran konflik dalam kehidupan kita dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan dialami oleh siapa saja.

Demikian pula integrasi sosial akan selalu hadir di masyarakat, kapan saja dan dimana saja. Oleh karena itu antara konflik sosial dan integrasi sosial bagaikan dua buah mata uang yang selalu berdampingan. Dimana ada konflik maka akan hadir integrasi sosial. Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan dimana unsur-unsur yang berbeda tersebut menjadi satu dalam perdamaian.

Saat ini dunia tengah menghadapi wabah besar yaitu virus corona. WHO mengajak semua orang untuk melakukan jarak atau batasan dengan orang di sekitarnya.

Istilah yang pertama digunakan adalah social distancing (pembatasan sosial). Social distancing adalah menjauhi kerumunan dan menjaga jarak dengan orang-orang yang ditemui baik yang dikenal maupun tidak dikenal.

Namun kemudian WHO mengganti istilah tersebut menjadi Physical Distancing yaitu menjaga jarak antar manusia. Menurut WHO, gagasan pengubahan itu adalah untuk menjernihkan pemahaman bahwa perintah untuk tetap di rumah selama wabah virus corona saat ini tidak untuk memutuskan kontak dengan teman dan keluarga, tetapi menjaga jarak fisik untuk memastikan penyakit itu tidak menyebar.

Mengapa istilah tersebut diubah? Karena penggunaan istilah sosial distancing dianggap keliru oleh beberapa ahli karena dianggap akan bisa mengakibatkan isolasi sosial.

Jadi istilah yang tepat adalah physical distancing karena secara fisik kita memang harus berjauhan antara yang satu dengan yang lainnya. Sementara itu kita semua tetap saling berkomunikasi, tetap bisa bersosialisasi walaupun seperti simulasi dunia nyata (virtual) seperti menggunakan media sosial.

Untuk itu mari kita tetap menjaga integrasi sosial di tengah-tengah masyarakat kita, untuk saat ini dengan cara tetap melakukan physical distancing agar virus corona bisa putus dengan cepat. Kalau kita tidak mengikuti apa yang telah dianjurkan oleh pemerintah maka semua akan menjadi sia-sia. Yakinlah pemerintah telah berusaha dengan kuat dan bijaksana dalam membuat keputusan demi kepentingan masyarakat. 

Mau sehat, ayoo lawan corona...

Bahan: dari berbagai sumber.

Baca Juga: Pentingnya Menerapkan Physical Distancing Saat Berwisata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun