Mohon tunggu...
Ruth Tambunan
Ruth Tambunan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Available

Mahasiswi tahun akhir yang warna kos-nya hijau sekolah negeri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gempar! Mahasiswa KKN Undip Ini Minta Orang Tua Ajak Anak Main Game

6 Agustus 2021   13:04 Diperbarui: 6 Agustus 2021   13:34 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Modul Media Pembelajaran Daring Bahasa Inggris Anak (Dokpri)

(Semarang, 05/08/21) -- Pandemi Covid-19 yang belum terlihat ujung penyelesaiannya membawa beragam dampak perubahan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, salah satunya dalam bidang pendidikan. Menurut Bank Data KPAI pada awal tahun 2021, KPAI telah menerima total 246 pengaduan online terkait Pembelajaran Jarak Jauh dari para siswa dan orangtua.

Wilayah pengadu dan responden meliputi 20 Provinsi dan 54 Kab/Kota dengan pengaduan tertinggi berasal dari jenjang SMA sebanyak 124 (50,4%), SMK sebanyak 48 (19,5%), MA sebanyak 24 (9,8%). Selanjutnya jenjang SMP sebanyak 33 (13,4%), MTS 3 (1,2%), dan jenjang SD sebanyak 11 kasus (4,5%) dan TK ada 3 kasus (1,2%).

Alasan yang diberikan pun beragam, mulai dari penugasan yang dirasa memberatkan hingga permasalahan fasilitas dan sarana yang kurang memadai. Dari 1700 responden, sebanyak 42,2% responden tidak memiliki kuota internet. Menurut 81,8% responden selama PJJ berjalan 4 minggu, ternyata para guru lebih menekankan pada sebatas pemberian tugas, bahkan jarang yang menjelaskan materi, diskusi ataupun tanya jawab. Dalam hal ini, sebanyak 76,7% peserta didik dari 1700 responden, mengaku tidak senang dengan pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh. 

Padahal, dilansir dari laman Parenting Indonesia bahwa tingkat kemalasan dan kebosanan belajar kerap dialami anak usia belia yaitu 9-14 tahun. Pembelajaran Jarak Jauh yang kerap berlangsung hanya secara satu arah semakin mempengaruhi semangat belajar anak di kala pandemi yang membatasi ruang anak untuk lebih aktif berpartipisasi.

Di satu sisi, melihat kemajuan teknologi yang semakin berkembang dalam rangka menghadapi era 5.0 mengharuskan generasi muda untuk fasih berteknologi dan mampu memanfaatkan internet. Dengan estimasi 565 juta pengunjung internet setiap harinya dan Bahasa Inggris hadir di 52 situs web paling populer di dunia akan memudahkan generasi muda untuk tidak hanya bergantung dari sekolah daring dan mampu memperoleh informasi dari berbagai sumber apabila mereka menguasai bahasa internasional ini. 

Pembuatan Video Penyuluhan Media Pembelajaran Daring Bahasa Inggris untuk Anak (Dokpri)
Pembuatan Video Penyuluhan Media Pembelajaran Daring Bahasa Inggris untuk Anak (Dokpri)

Bertepatan dengan berlangsungnya kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Universitas Diponegoro, Ruth (20) sebagai salah satu Mahasiswa KKN Tim II Undip 2021 menjalankan salah satu program kerja yang berkaitan dengan Pembelajaran Bahasa Inggris Anak secara Daring.

Program kerja yang dilaksanakan adalah mengedukasi warga yang memiliki anak usia 6-12 tahun terkait proses pembelajaran Bahasa Inggris secara daring dengan membuat modul dan video penyuluhan berjudul "Media Pembelajaran Daring Bahasa Inggris Anak". Modul serta video yang bisa langsung diakses secara digital tersebut disebarkan kepada warga RT 02 / RW 06 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

Modul dan video yang terbagi dalam dua bagian tersebut tak semata-mata hanya memberikan panduan mengenai belajar Bahasa Inggris untuk anak, melainkan disertai pula informasi terkait alasan mengapa pembelajaran Bahasa Inggris Anak harus terjun digitalisasi, keuntungan yang didapat serta tips untuk mempelajari Bahasa Inggris Anak secara daring.

Varian aplikasi pembelajaran juga diberikan sebagai solusi dari permasalahan utama seperti kuota internet dan rasa malas yang kerap dirasakan anak dalam pembelajaran daring. Mulai dari akun Youtube, aplikasi E-learning, hingga proses pembelajaran dengan gamifikasi, yakni bermain Game di gadget diyakini dapat membantu anak belajar tanpa merasa cepat bosan.

Baik modul dan video yang diberikan ini mendapatkan respon positif dari Ketua RT 02, Kelurahan Ngesrep. Dengan adanya program ini, diharapkan informasi yang disampaikan bermanfaat untuk warga sebagai referensi pembelajaran untuk memulai dan membiasakan anak belajar Bahasa Inggris secara daring. Sehingga nilai tambah dalam pendidikan dapat tercipta untuk membantu keadaan sulit yang dialami anak-anak di masa pandemi ini.

Penulis: Ruth Gabriele Tambunan

Dosen Pembimbing: Irawati, S.H, M.H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun