Senja kembali membungkam luka
Jalan yang penuh dengan kerikilÂ
Tetapi hanya air mata yang tahu cerita
Entah harus menyerah atau pasrah
Raga yang telah memunggut rasa
Menyuarakan sendu yang menjadi lara
Mengerami lirih-lirih jiwa
Kepada takdir yang yang membunuh rasa
Air mata mengabarkan sebuah luka
Melangkah tanpa tujuan arahÂ
Tetapi terus berlari tanpa batas
Walau hancur merasa tak pantas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!