Mohon tunggu...
Ruth Damayanti
Ruth Damayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

A Professional Daydreamer

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Novel Second Sister: Ketika Memaafkan Jadi Balas Dendam Terbaik

22 April 2023   20:26 Diperbarui: 22 April 2023   20:49 2953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul novel Second Sister (sumber: gramedia.com) 

Dengan perlahan tapi pasti, penulis berhasil membangun chemistry yang kuat di antara keduanya. Dari yang hanya sekadar client dan detektif, hingga akhirnya menjadi partner in crime. Bahkan, jadi majikan dan ART (just kidding, hehe!). Sejujurnya, kalau boleh mengesampingkan umur, saya pasti sudah jadi shipper garis keras Nga-Yee dan N. Bagi yang pernah membaca Black Showman dan Pembunuhan di Kota Tak Bernama pasti akan merasa familier ketika membaca novel satu ini.


4. Character development yang realistis dan konsisten

Kalau bicara soal tokoh, bisa dibilang hampir semua tokoh dalam Second Sister punya ciri khas masing-masing yang membuat mereka memorable. Dua jempol juga untuk bapak Chan Ho-Kei yang bisa membangun karakter tokoh-tokoh novelnya dengan realistis dan konsisten.

Khususnya Nga-Yee, dari yang awalnya gelap mata ingin membunuh sosok yang membuat adiknya bunuh diri, hingga akhirnya berhasil mengatasi pergulatan batinnya dari dendam dan menemukan kedamaian untuk dirinya sendiri. Tak lupa juga N, dari yang awalnya terkesan egois dan tak acuh terhadap Nga-Yee, hingga akhirnya bisa jadi sandaran untuk sang gadis ketika menangis sesenggukan di akhir.

5. Mengangkat isu-isu yang relevan di masyarakat dan memberikan pesan mendalam

Bukan sembarang novel misteri-thriller, Second Sister memiliki pesan moral yang dalam. Melalui novel ini, penulis memberikan pesan bahwa daripada menjadi 'budak' untuk ambisi balas dendam, menemukan kedamaian untuk diri sendiri ternyata lebih penting. Usaha untuk balas dendam akan sia-sia karena buah dari balas dendam tidak akan terasa manis.

Ditambah lagi, penulis juga mengangkat isu-isu yang sangat relevan dalam masyarakat, seperti kesenjangan dan kemiskinan, korupsi, kenakalan remaja, pergaulan bebas, dan masih banyak lagi.

Secara keseluruhan, Second Sister punya cerita yang sangat amat berkesan, yang akan mencampuradukkan perasaan pembacanya, dari sedih ke bahagia, ke sedih, kemudian bahagia lagi. Penyelesaian konfliknya juga sangat memuaskan, walaupun sejujurnya saya punya ekspektasi lebih di bagian akhir. Satu hal yang paling saya suka dari novel ini adalah selera humor dan sarkasme dari si tokoh pendamping, yaitu N. Sebagai penutup, saya akan mengutip dialog ikonik dari N.

"Human beings are never willing to admit that we're selfish creatures. We talk nonstop about morals and righteousness, but as soon as we're in danger of losing what we have, we're back to survival of the fittest ..."

Rating 9.5/10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun