Mohon tunggu...
RUTH YOHANA
RUTH YOHANA Mohon Tunggu... Administrasi - Budak Corporate

Ketika Alam menjadi tempat terbaik untuk bercerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Sehangat Dulu Lagi

1 September 2023   17:40 Diperbarui: 1 September 2023   17:44 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak sehangat dulu lagi

Matahariku tak sehangat dulu lagi, dia tak lagi bisa menjagaku dari rasa dingin,

Matahariku memang masih bersinar, tapi sekarang bukan aku lagi yang disinarinya,

Matahariku perlahan akan terbenam, mulai berganti dengan senja. Awalnya ku lihat senja begitu indah, aku menikmatinya.

Tapi tak lama senja pun perlahan menghilang berganti dengan gelapnya malam.

Jujur aku benci malam, aku takut gelap. Gelapnya malam saya sudah membuatku takut, kini dinginnya malam pun menyerangku.

Aku kedinginan, ketakutan. Gertakan gigi,dan rasa nyilu di tulang akibat desiran angin dan isakan tangisku sendiri begitu menyeramkan.

Aku berharap malam seperti senja yang datang sebentar lalu pergi. Tapi aku salah. Malam begitu lama menyelimutiku bahkan aku pun tak tahu apakah ini akan berakhir.

Matahariku,

Apakah matahariku akan terbit kembali? Apakah matahariku akan menerangi dan menghangatkanku kembali?

Dari seorang gadis yang terisak ditengah malam, yang merindukan mataharinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun