Memang pernah terucap aku tak peduli
Mengalihkan-mu dari pikiran sudah ku lakukan
Usaha sudah ku coba berkali-kali
Mungkin buku-buku yang ku bacaÂ
Dan gitar klasik yang ku mainkan  bisaÂ
Namun selaluÂ
Hanya sebentar
Di beberapa waktu kesendirianku
Dirimu masih terus terlintasÂ
Ku dengar kabar kau sering termenung
Entah apa yang kau lamunkan,Â
Yang jelas bukan sosok lemah di sampingmu
Atau yang merindukan kasihmuÂ
Itu kata pikiranku
Namun hatiku juga terluka
Jika kau harus begini
Aku pernah bilang
Kasih dan benci di saat yang sama
Memang aku pernah benci
Tapi aku selalu mengasihi
Kumulai doaku
Ku sebut "bapak" di dalamnya
Ku panjatkan dengan air mata
Berharap Tuhan membuka hatimu
Semoga tidak terlambat
Bahagialah sebelum kembali
Berubahlah sebelum kesempatan lenyap
Ku harap, kau, ibu, dan anak-anakmu
Temukan yang hilang selama ini
Dan menikmati ikatan sebelum raga melayang pergi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H