Progaram Rekontruksi dan Rasionalisme atau RERA dijalankan dalam kabinet Hatta, pada 20 januari 1948, yang bertujuan mengefisienkan dan mengurangi jumlah angkatan bersenjata.
Latar belakang peristiwa RERA
Program RERA (Rekontruksi dan Rasionalisasi) terbentuk karena gagasan dari ketua seksi pertahanan parlemen Zainul Baharuddin tanggal 20 Desember 1947. Â
Ia mengajukan gagasan tersebut ke dalam Badan pekerja KNIP dengan tujuan angkatan bersenjata ditempatkan sepenuhnya dibawah wewenang menteri pertahanan. Ia juga mengusulkan agar kaum veteran diberikan pekerjaan produktif dan pekerjaan lainnya dipemerintah.Â
Lalu usul ini dikenal dengan nama Mosi baharuddin dan disahkan oleh KNIP. Disahkannya Mosi Baharuddin ini dengan tujuan agar angkatan bersenjata lebih efesien dan mengurangi jumlah angkatan senjata yang sudah ada sebelumnya.
Dan saat pelaksanaan nya Amir memanfaatkan situai dengan menempatkan orang-orang yang memiliki ideologi yang sama dengannya pada jabatan penting atau pangkat tinggi untuk memperkuat posisi Amir dalam AP. Lalu tindakan ini dinilai sebagai penyelewengan kekuasaan. Pada januari 1948 kabinet Amir digantikan oleh kabinet Hatta dengan Hatta sebagai perdana mentri. Lalu Hatta tetap menjalankan rasionalisasi Angkatan perang.
Pelaksanaan RERA
Pada pemerintahan Kabinet Moh.Hatta AP menciptakan pasukan yang lebih kecil dengan persenjataan lengkap,terlatih,baik dan disiplin. Hatta juga menginginkan APRI yang profesional nonpolitik.
Untuk mewujudkan Apri yang profesional nonpolitik, Hatta melakukan pengendalian sipil obyektif. Yaitu dengan cara memperbesar profesionalisme golongan militer dengan mempersempit kekuasaan tapi tidak menghapuskan yang ada. Ini bertujuan  agar kekuasaan APRI menjadi terbatas sesuai dengan kebuthannya untuk menjalankan profesi.
Bagi mereka yang menjadi korban dari rasionalisasi, Â memperintah membuat rencana tiga jenis proyek penampungan. Pertama, korban rasionalisasi akan ditempatkan pada proyek penggergajian negara yang berada di caruban. Kedua, proyek penampungan pada jawatan kehutanan untuk mencegah terjadinya penebangan liat oleh oknum tertentu. Yang ketiga adalah pelaksaan reboisasi hutan. Sehingga Rera-AP tidak dilakukan untuk mengurangi potensi militer, tetapi meningkatkan efisiensi AP.
Lalu dengan berbagai pertimbangan, kabinet Hatta melakukan rasionalisasi dengan cara:
- Gaji untuk 90.000 prajurit dihapuskan dan prajurit tatap diberikan jaminan gaji sebulan pasca putusan penghapusan diumumkan. Hal ini dilakukan karena TNI-Masyarakat menelan banyak biaya dan biaya tersebut cukup besar.
- Laskar-laskar dihapuskan dan harus taat kepada komando teriorial TNI masing-masing
- Sembilan laksaman diberhentikan secara hormat dengan kewajiban menyerahkan semua instalasi yang dikuasai kepada badan yang ditunjuk mentri pertahanan dlaam waktu satu minggu.
- TNI-AD disederhanakan strukturnya dan prajurit yang berlebihan dipensiunkan atau dialihkan ke sektor lain yang lebih produktif.
sumber:
*https://youtu.be/rCles14BJyQ?si=r9gqSZEUMD2tu4C4
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H