Mohon tunggu...
Rusyd Al Falasifah
Rusyd Al Falasifah Mohon Tunggu... Belum Bekerja -

Pemerhati kekacauan pemahaman terhadap agama, filsafat, dan kegiatan keilmuan. Minat dibidang agama Islam, pendidikan, ilmu umum, filsafat, sosiologi, dan metodologi. Email: rusydalfalasifah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Senang atau Cemas: Kemunculan Modern Free-Thinker di Indonesia

4 Juli 2016   08:43 Diperbarui: 13 Agustus 2016   06:55 1452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi orang yang ilmiah itu susah; repot juga dan gak cepat. Kebenaran tidak di dapatkan dengan cara yang mudah. Dalam metodologi penafsiran saja, pertimbangannya sangat banyak, sebab ini teks yang telah lalu, yang terikat oleh hal-hal tertentu yang tidak bisa dipahami dengan secara teks saja dan dengan asumsi-asumsi terkait kondisi sosial-budaya-politik masa itu. Serta asumsi-asumsi lainnya, tentu saja. Saya yakin, ini bisa memakan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.

Kalau kamu yang ateis mau tau kebenaran, maka bersabarlah dalam mencarinya. Kalau kamu sudah menemukan metode yang cocok untuk melakukan penafsiran, barulah kamu komentar sejalan atau tidak sejalan. "Kalau asal, jangan usul" begitu kata presenter dalam salah satu acara favorit saya.

Saya senang ketika melihat orang Indonesia itu mencoba berpikir kritis. Tapi agaknya menyakitkan hati dan cemas ketika hasil berpikirnya salah dan disebarkan. Itu seperti menyebarkan racun yang mematikan.

Kalau kamu, senang atau cemas?
Yang penting, stay rational ya... berhati-hati juga dengan pemikiran semacam ini di Line...


~Rusyd Al-Falasifah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun