Jadi orang yang ilmiah itu susah; repot juga dan gak cepat. Kebenaran tidak di dapatkan dengan cara yang mudah. Dalam metodologi penafsiran saja, pertimbangannya sangat banyak, sebab ini teks yang telah lalu, yang terikat oleh hal-hal tertentu yang tidak bisa dipahami dengan secara teks saja dan dengan asumsi-asumsi terkait kondisi sosial-budaya-politik masa itu. Serta asumsi-asumsi lainnya, tentu saja. Saya yakin, ini bisa memakan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.
Kalau kamu yang ateis mau tau kebenaran, maka bersabarlah dalam mencarinya. Kalau kamu sudah menemukan metode yang cocok untuk melakukan penafsiran, barulah kamu komentar sejalan atau tidak sejalan. "Kalau asal, jangan usul" begitu kata presenter dalam salah satu acara favorit saya.
Saya senang ketika melihat orang Indonesia itu mencoba berpikir kritis. Tapi agaknya menyakitkan hati dan cemas ketika hasil berpikirnya salah dan disebarkan. Itu seperti menyebarkan racun yang mematikan.
Kalau kamu, senang atau cemas?
Yang penting, stay rational ya... berhati-hati juga dengan pemikiran semacam ini di Line...
~Rusyd Al-Falasifah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H