Mohon tunggu...
RUSYANDI
RUSYANDI Mohon Tunggu... mahasiswa s2 -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Esensi Dan Refleksi Pringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad Salaullahu’alaihi Wassalam

18 Desember 2015   17:26 Diperbarui: 18 Desember 2015   17:50 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau bicara kehidupan sekarang orientasinya sudahkah sesuai tuntunan alah konsep nabi yang diwariskan pada umatnya!. Realitasnya, sunggu semakin jauh dari ajaran dan tunututannya. Semakin hari semakin memudar, serta menjauh dari nilai-nilai moralitas agama. sebagaimana apa yang perna dilakukan baginda nabi Muhammad SAW seperti tercermin pada sifat-sifat agungnya. Relitas kehidupan kontemporer yang maju pradaban dan ilmu pengetahuan dari teknologi dan informasi, menjadi standarisasi di lihat pada nilai materialistik, dan kedudukan social di masyarakat. Bukan pada kesalehan, kedalaman pengetahuan agama serta akhlakul karimahnya.

Bila ini yang menjadi tolak ukur masyarakat zaman sekarang, dulu juga mengalami kemajuan yakni, Masa jahiliyah merupakan masa di mana kemampuan manusia di berbagai bidang ilmu pengetahuan, seni, sosial, budaya, niaga, politik/kekuasaan tidak dibimbing oleh nurani dan iman yang lurus, tidak ada ada beda dengan zaman dulu yaitu zaman jahiliah dan sekarang bisa dibilang zaman jahilia moderen. Oleh sebab itu pada periode awal yang dibenahi terlebih dahulu adalah masalah aqidah. Ayat-ayat yang turun pada periode awal (Makkiyah) adalah yang berhubungan dengan keimanan, ancaman dan pahala serta pengajaran dan budi pekerti.

Hanya saja bila jahiliyah diartikan bodoh, maka sesungguhnya dari mereka telah banyak yang menguasai bidang seni dan sastra, niaga (bisnis), sosial, kekuasaan, siasat perang, sudah terdapat diantara mereka yang mengembara menuntut ilmu hingga sampai ke Madain di Persia (Iran sekarang), hingga ke negeri Cina, jadi mobilitas masyarakat masa itu sudah cukup tinggi, hingga pula ke negeri Syam (di Siria, Libanon, Palestina sekarang), Yaman dan lain-lain. Persoalannya adalah nurani dan iman yang lurus yang tidak mereka miliki, maka di sebut Jahiliyah.

Kita melihat kondisi sekarang dibidang ilmu pengetahuan semakin canggi dan maju, namun pengetahuan agama dan pengamalan semakin pudar. Bagaimana jadinya pengetahuan agama yang mengandung nilai-nilai ketuhanan serta akhlakul karima menuju kemaslahatan yang hakiki yaitu, keselamatan dunia dan akhirat!. Oleh karena itu momentum, peringatan maulid nabi lebih mempertebal kembali nilai keimanan ketauhidan, serta dapat mengkobinasikan pengetahuan ilmu agama dan semua aspek ilmu pengetahuan dunia ini. Wallahu’alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun