Adanya Ada karena Adanya Yang Tiada
Oleh : Rudi Rusyana (Rosianadinata)
Â
Setiap ada jalan turun menangislah
Setiap ada jalan menanjak tersenyumlah
Setiap ada bahagia menagislah
Setai ada sedih tersenyumlah
Setiap ada beku pasti ada cair
Setia ada lahir pasti ada mati
Setiap ada pasti tiada
Setiap rakus pasti dibungkus akal bulus
Setiap serakah pasti dihiasi sebongkah senyum pongah
Setiap licik pasti dibumbui niat busuk
Mengejar Tahta Harta dan Wanita agar seolah dunia bahagia
Padahal kita awalnya hanya berasal dari air hina
Padahal awalnya kita hanya danging yang terongok tak berguna
Padahal awalnya hanya diberi tulang tak berjalan
Padahal awalnya kita hanya hewan berotak
Padahal awalnya kita tiada
Padahal awalnya kita telanjang tak punya apa-apa
Padahal awalnya kita tak berdaya dan tak upaya
Padahal awalnya kita tak kuat dan tak punya kekuatan
Padahal awalnya kita tak kuasa dan tak punya kekuasaan
Kita baru berarti kala ada yang menanamkan akal dan pikir
Kita baru berarti kala ada yang menggerakkan hati dalam imani
Kita baru berarti kala ada yang meniupkan ruh pada nurani
Kita baru berarti kala ada yang menyelimuti dosa dengan pakaian dunia
Apakah pakaian itu ?
Pakaian itu bisa jadi pakaian Presiden, Menteri, kiayi, pastor, rahib, biksu, pengusaha, konglomerat, anggota dewan, atau hanya rakyat biasa dan jelata
Pakaian itulah yang menutupi ...
aib kita, dosa kita,
kesalahan kita,
keangkuhan kita,
kerakusan kita,
kekuasaan kita,
kelemahan kita,
kedzoliman kita,
kehasudan kita,
kelicikan kita,
keprestisean kita,
Jika tidak ada yang memakaikan pakaian itu...
kita semua bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa
kita hanyalah sesuatu yang asalnya tiada kembali tiada
yang Abadi hanyalah Sang Maha Ada
dan adanya Ada karena Ke-Maha Adaanya yang Ada tapi Tiada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H