Mohon tunggu...
Rustin Hidayati
Rustin Hidayati Mohon Tunggu... Guru - Guru

belajar memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Media Barang Bekas di TK Tunas Bangsa Way Kanan Lampung

23 Februari 2024   21:55 Diperbarui: 23 Februari 2024   21:57 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Deskripsi study kasus

  Dalam melaksanakan praktik pembelajaran di sekolah, saya menemukan permasalahan dalam pembelajaran yaitu: sebagian besar anak kelompok B di TK TUNAS BANGSA menunjukan keterlambatan dalam kemampuan Menggunting membuat bentuk topeng. banyak anak yang kesulitan menggunting dalam membentuk topeng. Walaupun dalam mengerjakannya sudah contohkan guru, apa lagi media dan peralatan yang digunakan guru tidak bervariasi sehingga anak didik merasa bosan dan tidak bersemangat dalam belajar. Oleh karena itu penulis melaporkan kegiatan pembelajaran tersebut sebagai kegiatan yang memerlukan perbaikan untuk meningkatkan semangat anak saat proses pembelajaran di dalam kelas.

Dengan demikian kasus yang saya sebutkan diatas perlu dilakukan pengkajian bila anak belum berkembang dalam kegiatan menggunting, dengan harapan dapat mengasah motorik halus anak. Pemanfaatan teknologi menjadi pembantu dalam meningkatkann minat belajar anak. Selain itu dengan teknologi memberikan pengalaman belajar secara langsung dan di sukai oleh anak karena ini adalah hal baru dan sangat membuat anak terkesan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

B. Analisis situasi

    Pada kelompok B ada 5 dari 10 anak yang kurang memahami dan masih takut saat akan melakukan kegiatan menggunting sehingga pembelajaran di dalam kelas belum bisa berjalan dengan maksimal. Situasi yang terjadi pada saat merancang pembelajaran adalah guru belum menyediakan media yang menarik dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai minat belajar anak dan kebutuhan anak. Adapun evaluasi yang saya lakukan adalah melakukan pengamatan terhadap peserta didik sesuai dengan kebiasaan yang di lakukan ketika belajar. Dengan haraapan dapat menemukan dan tau bagaiman anak memberikan respon terhadap pembelajaran yang di lakukan.. Hal ini sangat membantu saya untuk membuat dan merencanakan pembelajaran berikutnya.

   Peran saya sebagai guru yang merancang pembelajaran hingga mendapatkan hasil  evaluasi yaitu melakukan observasi pada setiap anak ketika proses pembelajaran berlangsung. Saat melakukan pengamatan saya juga menggali informasi dengan tanya jawab menggunakan kalimat pemantik sehingga anak dapat mengemukakan pendapatnya  tentang pembelajaran di kelas. Dan saya membuata dokumentasi untuk mendapat hasil yang otentik. saya mencoba memberikan media pembelajaran yang menarik sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik dalam belajar, contohnya adalah diawal pembelajaran saya menampilkan video melalui aplikasi yang digunakan siswa untuk membantu proses belajar yaitu aplikasi Youtube dan saya juga membawa benda reel yang membuat anak semakin antusias dan semangat untuk belajar.

  Dalam kegiatan perancangan dan evaluasi yang dilakukan saya juga melibatkan diantaranya: saya sendiri sebagai guru yang merancang dan melaksanakan pembelajaran, dosen pembimbing sebagai guru, dan guru pamong sebagai pendamping dosen serta rekan sejawat yang membantu melakukan observasi dan evaluasi dan membantu dalam merancang rencana perbaikan pembelajaran, serta peserta didik yang menjadi target sasaran observasi.

Tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam merancang dan mengevaluasi pembelajaran diantaranya ialah belum tersedianya sarana belajar yang berbasis tekhnologi sehingga pembelajaran hanya terpaku pada media yang ada saja.dan dibutuhkan biaya lebih untuk bisa menyediakan media belajar yang lebih variatif dan menarik. Guru harus meminjam laptop pada wali murid yang memiliki.kemudian terkendala dengan kuota internet yang harus di beli dengan dana pribadi.Pentingnya Guru mengikuti perkembangan teknologi agar dapat menyampaikan informasi dan menciptakan pembelajran yang sesuai dengan perkembangan zaman.

C.Alternatif solusi

    Langkah nyata yang saya dalam mengahadapi tantangan merancang pembelajaran yang pertama adalah mencoba menerapkan metode belajar yaitu model Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan metode berdiskusi, ceramah, memberi penugasan dan presentasi pada setiap pembelajaran di kelas. PBL adalah model pembelajaran yang mengutamakan seberapa aktif peserta didik dalam selalu berpikir kritis dan selalu terampil ketika dihadapkan pada penyelesaian suatu permasalahan. Pada intinya pembelajaran dengan PBL ini dikembangkan untuk memberi pengalaman yang nyata dalam belajar bagi anak.

  Penerapan model pembelajran ini juga dibantu dengan penggunaan berbagai media pembelajaran variatif dan  yang menarik, serta berhubungan dengan kehidupan nyata dan keseharian yang dilakukan anak. Contohnya saya menampilkan video sesuai topik pembelajaran melalui aplikasi youtube yang bisa saya dapatkan dari GOOGLE.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun