Mohon tunggu...
Rustina M Noveny
Rustina M Noveny Mohon Tunggu... Tutor - ESI East Kutai - Fajar Pengharapan Sangsel - CE 4.0 Indonesia

Menulis untuk segala sesuatu yang menari-menari dan berkecamuk di pikiran, menulis menenangkan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membahas Social Emotional Learning: Implementasi dalam Pendidikan Agama Kristen di Kurikulum Merdeka

23 Maret 2024   12:41 Diperbarui: 23 Maret 2024   12:46 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Social Emotional Learning (SEL) merupakan metode yang membantu siswa mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam mengelola emosi, membangun hubungan yang sehat, menetapkan tujuan, serta membuat keputusan yang bertanggung jawab. Kehadirannya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang siswa di sekolah, karir, dan kehidupan sosial. Pengintegrasian SEL ke dalam kurikulum, termasuk Kurikulum Merdeka di Indonesia, menawarkan berbagai strategi, mulai dari instruksi SEL yang eksplisit hingga mengintegrasikannya ke dalam mata pelajaran akademis, yang berdampak positif pada performa akademik, keterampilan sosial, perilaku, serta kesehatan emosional siswa.

Pengertian dan Prinsip Dasar SEL

Pembelajaran Sosial Emosional (SEL) merupakan pendekatan kolaboratif yang memungkinkan siswa dan orang dewasa untuk memperoleh dan menerapkan keterampilan sosial dan emosional secara positif. Dalam konteks pendidikan, terdapat lima kompetensi inti SEL yang perlu dikembangkan:

  1. Kesadaran Diri (Self-awareness): kemampuan untuk memahami emosi, kekuatan, kelemahan, dan nilai-nilai diri.
  2. Manajemen Diri (Self-management): keterampilan dalam mengelola emosi, perilaku, dan motivasi diri.
  3. Kesadaran Sosial (Social awareness): memahami dan merespon secara empatik terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.
  4. Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship skills): membangun dan menjaga hubungan yang sehat dan mendukung.
  5. Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible decision-making): membuat pilihan etis, konstruktif, dan menghormati kesejahteraan diri sendiri dan orang lain.

SEL tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional individu, tetapi juga pada kemampuan untuk berperilaku dengan cara yang mengarah pada diri sendiri dan orang lain secara positif. Ini mencakup proses di mana anak-anak dan remaja memperoleh dan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk memahami dan mengelola emosi, menetapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang lain, membangun dan memelihara hubungan positif, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab. Implementasi SEL di sekolah dapat menyebabkan peningkatan kinerja akademik, pengurangan stres emosional, dan perilaku bermasalah yang lebih sedikit.

Manfaat SEL dalam Pendidikan Agama Kristen

Sumber gambar: dokumen pribadi
Sumber gambar: dokumen pribadi

Dalam pendidikan Agama Kristen, Social Emotional Learning (SEL) memainkan peran penting dalam membentuk perilaku baik dan menjadikan nilai-nilai agama sebagai kebiasaan dalam kehidupan siswa. Berikut adalah beberapa manfaat kunci dari penerapan SEL dalam konteks ini:

  • Pengembangan Kecerdasan Emosional: SEL membantu siswa mengembangkan kecerdasan emosional yang mencakup kemampuan seperti kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berhubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kecerdasan emosional ini sangat penting untuk kesuksesan di berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, keluarga, dan hubungan sosial.
  • Peningkatan Prestasi Belajar: penelitian oleh Goleman menemukan bahwa kecerdasan emosional berkontribusi sebesar 80% terhadap kesuksesan siswa, sedangkan kecerdasan intelektual hanya berkontribusi 20%. Ini menunjukkan bahwa pengembangan kecerdasan emosional melalui SEL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
  • Pengaruh Positif pada Kehidupan Sosial dan Akademik: kecerdasan emosional yang dikembangkan melalui SEL memungkinkan siswa untuk memahami dan mengelola emosi mereka sendiri serta berempati dengan orang lain. Hal ini mengarah pada hubungan interpersonal yang lebih baik dan komunikasi yang efektif, yang pada gilirannya berdampak positif pada kinerja akademik, kesuksesan karir, dan kesejahteraan pribadi siswa.

Dengan demikian, implementasi SEL dalam pendidikan Agama Kristen tidak hanya mendukung pembentukan karakter dan pengembangan kecerdasan emosional tetapi juga meningkatkan hasil belajar dan kualitas interaksi sosial siswa.

Sumber gambar:  dokumen pribadi
Sumber gambar:  dokumen pribadi

Strategi Implementasi SEL dalam Kurikulum Merdeka

Untuk mengintegrasikan Social Emotional Learning (SEL) dalam Kurikulum Merdeka, beberapa strategi dapat diterapkan, memastikan pendekatan yang komprehensif dan efektif:

  1. Pendekatan Whole Brain Child:
    • Mengintegrasikan kedua belahan otak, logika dan emosi, melalui strategi "Connect and Redirect" untuk mendukung siswa dalam mengelola emosi mereka.
    • Menerapkan storytelling untuk membantu siswa membuat memori implisit menjadi eksplisit, meningkatkan pemahaman dan regulasi emosi.
  2. Penggunaan Wheel of Awareness:
    • Menerapkan strategi ini untuk meningkatkan kesadaran diri dan regulasi emosi siswa, dengan memperkenalkan konsep pusat (keputusan dan kesadaran diri) dan jari-jari (berbagai aspek pengalaman seseorang).
  3. Kolaborasi Komunitas Pendidikan:
    • Melibatkan keluarga, komunitas, dan sekolah dalam implementasi SEL untuk meningkatkan kerjasama dan mendukung pengembangan holistik siswa.
    • Memberikan pelatihan kepada guru tentang implementasi SEL, sehingga mereka dapat lebih memahami, mengontrol emosi, dan menerapkan SEL kepada siswa dalam sistem pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun