Mohon tunggu...
Rustina M Noveny
Rustina M Noveny Mohon Tunggu... Tutor - Akademi Golda Indonesia - GOLDA Institute

Menulis untuk segala sesuatu yang menari-menari dan berkecamuk di pikiran, menulis menenangkan jiwa...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Microteaching dan Cara Penerapannya di Sekolah Dasar

21 Maret 2024   23:33 Diperbarui: 21 Maret 2024   23:39 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar:  https://www.canva.com/photos/MAElovfNRJQ/

Microteaching adalah metode pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi dasar calon guru dalam mengajar, pertama kali dikembangkan di Universitas Stanford, USA pada tahun 1963. Tujuannya adalah membentuk guru yang berkualifikasi tinggi, menguasai empat kompetensi dasar: pedagogis, profesional, personal, dan sosial.  Penerapannya di jenjang SD menjadi penting karena melalui microteaching, calon guru dapat secara bertahap meningkatkan kompetensi mengajarnya dengan fokus pada keterampilan spesifik, seperti memulai dan mengakhiri pelajaran, menjelaskan materi, dan mengelola kelas.  

Pentingnya Micro Teaching di Jenjang SD

Microteaching merupakan metode pelatihan guru yang efisien, menghadirkan lingkungan belajar yang terkontrol dengan jumlah siswa yang terbatas (sekitar 10) untuk durasi yang singkat (10-15 menit), menggunakan materi dan teknik pengajaran tertentu. Metode ini dirancang untuk memperbaiki keterampilan mengajar dengan mengurangi atau menyederhanakan aspek-aspek pengajaran seperti jumlah siswa, waktu, fokus pada materi pengajaran tertentu, dan membatasi penerapan beberapa keterampilan mengajar. Dengan demikian, microteaching memungkinkan calon guru untuk:

  1. Praktek Mengajar: calon guru dapat mempraktikkan pengajaran, mengamati orang lain, dan menerima umpan balik dalam setting yang aman dan mendukung.
  2. Penerimaan Umpan Balik: proses microteaching direkam video, memungkinkan calon guru untuk meninjau kembali performa mereka dan menerima umpan balik konstruktif dari instruktur mereka.
  3. Pengembangan Keterampilan: microteaching membantu calon guru untuk menguasai aktivitas mengajar yang kompleks yang membutuhkan berbagai keterampilan dasar satu per satu, serta membantu dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah pengajaran.

Ini menjadikan microteaching sebagai alat yang berharga dalam meningkatkan keterampilan mengajar, memungkinkan calon guru untuk berlatih mengajar, menerima umpan balik, dan melakukan perbaikan yang diperlukan. Institusi harus memberikan dukungan kepada calon guru sepanjang proses microteaching, termasuk menyediakan sumber daya, bimbingan, dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.

Mengatasi Tantangan Keterbatasan Media Digital

Untuk mengatasi tantangan keterbatasan media digital dalam microteaching, beberapa solusi dapat diterapkan:

  1. Tim Pendukung Teknologi: membentuk tim yang terdiri dari individu yang mahir dalam teknologi untuk membantu guru dalam mengadopsi teknologi baru.
  2. Koneksi Internet yang Andal: memastikan semua perangkat terhubung dengan internet yang stabil dan melakukan pembaruan atau penggantian teknologi yang usang secara berkala.
  3. Interaksi dan Partisipasi Siswa:
    • Mendorong partisipasi aktif dalam diskusi, menciptakan lingkungan kompetitif, dan menggunakan metode pengajaran yang menarik.
    • Mendorong interaksi siswa selama kelas online, membuat grup online untuk diskusi, dan mempromosikan kerja kelompok.

Selain itu, penting bagi guru untuk:

  • Merancang Rencana Pelajaran yang Menarik: menyiapkan rencana pelajaran yang menarik, menjaga jadwal yang konsisten, dan memantau partisipasi siswa.
  • Menghubungkan Konsep dengan Kehidupan Sehari-hari: mengaitkan konsep abstrak dengan aktivitas sehari-hari yang dekat dengan siswa untuk pemahaman jangka panjang.
  • Kreativitas dan Profisiensi Bahasa Guru: guru perlu kreatif dalam menyajikan informasi dan materi agar mudah dipahami oleh setiap siswa dan harus mahir dalam bahasa, terutama Bahasa Inggris untuk komunikasi global.

Dengan solusi ini, tantangan keterbatasan media digital dalam penerapan microteaching di jenjang SD dapat diatasi, memastikan proses belajar mengajar yang efektif dan inklusif.

Contoh Penerapan Micro Teaching yang Efektif

Dalam penerapan microteaching yang efektif di jenjang SD, beberapa langkah penting perlu diperhatikan:

  1. Perencanaan Pelajaran:
    • Menyusun rencana pelajaran yang detail, memastikan materi sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
    • Persiapan materi dan pengaturan kelas sebelum pelajaran dimulai sangat esensial.
  2. Pelaksanaan Mengajar:
    • Menggunakan berbagai metode pengajaran untuk menjaga pelajaran tetap menarik, seperti diskusi kelompok atau tanya jawab, yang mendorong partisipasi siswa.
    • Kemampuan memulai dan mengakhiri pelajaran dengan efektif, serta mengelola kelas dengan baik termasuk tindakan korektif dan preventif.
  3. Evaluasi dan Umpan Balik:
    • Setelah pelajaran, penting bagi guru untuk menerima umpan balik yang akan membantu meningkatkan keterampilan mengajar mereka.
    • Buku "Micro Teaching: Training Basic Teaching Skills" oleh Dr. Hj. Helmiati, M.Ag, menekankan pentingnya profesionalisme guru dan peran microteaching dalam mengembangkan keterampilan mengajar.

Microteaching adalah alat yang ampuh untuk mengasah keterampilan mengajar, khususnya di jenjang SD, di mana guru dapat berlatih, mendapatkan umpan balik, dan terus meningkatkan kompetensi pedagogis mereka.

Kesimpulan dan Saran

Melalui pembahasan yang telah disajikan, terlihat jelas bahwa microteaching memainkan peran penting dalam meningkatkan keterampilan dan kompetensi mengajar calon guru, khususnya di jenjang pendidikan dasar. Dengan memfokuskan pada praktek mengajar, penerimaan umpan balik, dan pengembangan keterampilan secara bertahap, microteaching membuka jalan bagi pendidik untuk meningkatkan efektivitas pengajaran mereka, sesuai dengan keempat kompetensi dasar yang diharapkan.

Kendala yang mungkin muncul akibat keterbatasan media digital juga dapat diatasi dengan strategi yang telah diuraikan, menjamin bahwa proses belajar mengajar tetap efektif dan inklusif. Melihat ke depan, penting bagi lembaga pendidikan untuk terus mendukung penerapan microteaching, memperhatikan berbagai tantangan yang dihadapi, dan memastikan bahwa setiap calon guru memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas pendidikan di jenjang dasar tetapi juga mempersiapkan generasi mendatang dengan pendidikan yang lebih baik dan lebih inklusif.

FAQs

Apa Pengertian dari Microteaching?

Microteaching adalah suatu metode pelatihan mengajar yang berskala kecil atau diperkecil, yang sering disebut sebagai real teaching. Konsep "diperkecil" ini mencakup pembatasan jumlah peserta didik, ruangan kelas yang lebih kecil, waktu pembelajaran yang lebih singkat, dan faktor-faktor terbatas lainnya.

Bagaimanakah Proses Melaksanakan Microteaching?

Untuk melaksanakan microteaching, ada beberapa keterampilan yang harus diperhatikan, antara lain:

  • Membuka dan menutup pembelajaran dengan baik.
  • Menciptakan variasi dalam pembelajaran agar tidak monoton.
  • Menjelaskan materi pembelajaran secara jelas.
  • Mengajukan pertanyaan untuk melibatkan siswa.
  • Memberikan penguatan atau feedback yang positif.
  • Mengelola kelas dengan efektif.
  • Mengajar dalam kelompok kecil atau secara individu.
  • Membimbing kelompok diskusi.

Apa Saja Langkah-langkah dalam Menyusun Perencanaan Microteaching?

Dalam menyusun perencanaan microteaching, langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi:

  • Menuliskan identitas mata pelajaran, termasuk nama pelajaran, materi pokok, kelas, semester, dan lain-lain.
  • Menyusun standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator pencapaian yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut (dalam Kurikulum Merdeka, menyusun ATP, TP dan KKTP).

Apa Peran Microteaching dalam Persiapan Calon Guru?

Microteaching memiliki peran penting dalam mempersiapkan calon guru dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai proses pembelajaran. Selain itu, microteaching juga bertujuan untuk membangun kepercayaan diri calon guru agar mereka dapat mengajar dan mengelola kelas nyata dengan lebih efektif.

Referensi

[1] - https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/micro-teaching/

[2] - https://pusdiklat.perpusnas.go.id/berita/read/159/peran-microteaching-dalam-peningkatan-kompetensi-calon-pengajar

[3] - https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/cara-mengajar-micro-teaching-yang-outstanding

[4] - https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/783/602/

[5] - https://wawasanilmu.co.id/pentingnya-keterampilan-mengajar-dalam-pembelajaran-mikro/

[6] - http://repository.unpas.ac.id/37540/4/BAB%20II.pdf

[7] - https://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/edukasi/article/download/192/191

[8] - https://id.scribd.com/document/452986916/MAKALAH-MICROTEACHING-DASAR

[9] - http://repository.fe.unj.ac.id/2420/7/Chapter5.pdf

[10] - https://sekolahchis.com/news/article/141/ketangguhan-pendidikan-di-era-digital-tantangan-dan-solusi?id=141

[11] - https://www.smkn22jakarta.sch.id/berita-pendidikan/tantangan-dan-solusi-bagi-guru-pembelajar-di-era-digital/

[12] - https://minorrahman.sch.id/blog/tantangan-guru-di-era-digital/

[13] - https://repository.uin-suska.ac.id/10367/1/Micro%20Teaching%20Melatih%20Keterampilan%20Dasar%20Mengajar.pdf

[14] - https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2015-1-2-87202-451409068-bab5-07012016111049.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun