Sebagai seorang pendidik Kristen di Indonesia, saya tidak bisa tidak mengakui kontribusi besar Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan. Beliau adalah bapak pendidikan Indonesia yang tidak hanya memberikan sumbangsih bagi pendidikan nasional, tetapi juga memiliki ajaran-ajaran yang masih relevan di era modern ini.Â
Dalam artikel ini, saya ingin membahas konsep pembelajaran Ki Hajar Dewantara, relevansinya dalam era modern, tantangan dan peluang dalam mengimplementasikan ajarannya dalam pendidikan Kristen, integrasi keterampilan abad ke-21 dalam pendidikan Kristen yang terinspirasi oleh Ki Hajar Dewantara, disiplin dan evangelism dalam konteks pendidikan Kristen, serta konteks nasional pendidikan Kristen di Indonesia.
Memahami Konsep Pembelajaran Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara memiliki konsep pembelajaran yang unik dan holistik. Beliau percaya bahwa pendidikan harus melibatkan semua aspek kehidupan peserta didik, bukan hanya aspek intelektual semata.Â
Konsep pendidikan yang diperkenalkan oleh Ki Hajar Dewantara, yang dikenal sebagai "tiga buta" (buta huruf, buta aksara, buta budaya), menekankan pentingnya pendidikan yang mencakup aspek keterampilan hidup, moral, dan budaya. Beliau juga menekankan pentingnya pendidikan yang menghormati dan menghargai keberagaman budaya di Indonesia.
Dalam era modern ini, konsep pembelajaran Ki Hajar Dewantara masih sangat relevan. Pendidikan tidak hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga harus mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti keterampilan kritis, kreatif, komunikasi, dan kerjasama.Â
Konsep pembelajaran Ki Hajar Dewantara dapat menjadi landasan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan yang holistik dan mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tuntutan dunia kerja yang terus berkembang.
Ki Hajar Dewantara, seorang pahlawan nasional Indonesia, memiliki ajaran-ajaran penting yang relevan hingga saat ini. Berikut adalah tiga ajaran utamanya:
Ing Ngarso Sun Tulodho: di depan (pimpinan) harus memberi teladan. Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya kepemimpinan yang memberikan contoh yang baik dan menginspirasi orang lain.
Ing Madyo Mangun Karso: di tengah memberi bimbingan. Guru, pendidik harus berperan aktif dalam membimbing peserta didik, membantu mereka menemukan bakat dan minat, serta mengembangkan potensi unik yang ada pada diri mereka.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!