Mohon tunggu...
Rusti Lisnawati
Rusti Lisnawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia yang senang dengan sesuatu yang berbau fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ecobrick: Solusi Kreatif Mengatasi Permasalahan Sampah Plastik di Indonesia

8 Juni 2024   13:20 Diperbarui: 8 Juni 2024   13:37 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penemuan pemakaian plastik untuk kemasan sekali pakai masih banyak ditemukan di Indonesia. Harga yang relatif murah, mudah digunakan, dan mudah didapatkan, membuat plastik menjadi bagian dari hidup manusia. Hampir semua kemasan makanan dan kebutuhan pokok lainnya menggunakan pembungkus berbahan material dasar kimia yang tidak bisa diuraikan dalam waktu singkat. Akibat dari penggunaan plastik yang berkelanjutan dan pengelolaan sampah yang belum dikelola dengan baik, menyebabkan tumpukan sampah plastik di Indonesia selalu meningkat per tahunnya. Pada tahun 2023, Indonesia menghasilkan sampah plastik sebanyak 12,8 juta ton dan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. Oleh karena itu, Indonesia menduduki urutan kelima sebagai penghasil sampah plastik terbanyak di dunia, yakni sebanyak 9,13 juta ton.

Penggunaan sampah plastik tanpa didampingi dengan pengelolaan dengan baik dapat membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Dampak negatif tersebut di antaranya adalah banjir, pencemaran air tanah dikarenakan sampah plastik tidak mudah diuraikan, pencemaran polusi udara yang dapat menimbulkan masalah kesehatan manusia. Sampah plastik yang dibuang ke laut dapat menyebabkan pencemaran air laut, mengganggu rantai makanan, dan membunuh biota laut. Penggunaan botol minum plastik secara berkala juga dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia sebab plastik dibuat dari bahan material kimia beracun.

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengolah sampah plastik, yaitu dengan melalui 3R. Reduce, Reuse, dan Recycle. Reuse adalah usaha memakai berulang kali barang-barang yang terbuat dari sampah plastik, kemudian Reduce adalah perbuatan mengurangi pembelian atau penggunaan barang-barang yang terbuat dari plastik, terutama barang-barang yang tergolong dalam kategori sekali pakai. Adapun Recycle adalah proses mendaur ulang barang-barang yang terbuat dari plastik. 

Namun, masing-masing penanganan sampah melalui metode 3R ini memiliki sisi kelemahan. Kelemahan dari Reuse, barang-barang tertentu yang terbuat dari plastik, seperti misalnya kantung plastik, kalau dipakai berkali-kali, lama kelamaan akan tidak layak pakai. Reduce pun memiliki kelemahan yaitu harus tersedianya barang pengganti plastik yang lebih murah dan praktis. Kelemahan dari penanganan sampah melalui proses Recycle adalah fakta bahwa plastik yang sudah didaur ulang untuk dijadikan barang plastik lagi, kualitasnya akan semakin menurun. Jika penanganan sampah melalui 3R dirasa tidak mumpuni dan sulit, maka salah satu solusi yang dapat ditawarkan adalah ecobrick.

Ecobrick adalah cara lain untuk mengelola sampah plastik selain mengirimnya ke tempat pembuangan sampah terakhir. Melalui ecobrick, manusia memiliki kesempatan untuk mengubah pengorbanan komunitas dan ekosistem dalam mencerna sampah plastik.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Ecobrick adalah botol plastik yang diisi dengan padat oleh limbah non-biologikal untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Ecobrick merupakan teknologi berbasis kolaborasi yang menyediakan solusi untuk limbah padat tanpa biaya untuk kepentingan individu, rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Manisha dan Singh (2017) menyebutkan beberapa manfaat dari ecobrick, antara lain adalah pengelolaan limbah, yang mana ecobrick merupakan salah satu cara yang efisien untuk mengolah sampah plastik dan dapat dilakukan oleh semua orang karena proses pembuatannya yang mudah. Lalu, ecobrick dapat melindungi lingkungan dengan mengurangi jumlah sampah plastik.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Hasil dari pembuatan ecobrick dapat digunakan sebagai bahan bangunan atau furniture dan dapat mengurangi biaya produksinya. Kemudian, ecobrick berfungsi sebagai inovasi terbaru untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat memberi peluang dalam mendapatkan pekerjaan. Furniture dan bangunan yang terbuat melalui teknik ecobrick tidak mudah rusak karena terbuat dari bahan dasar plastik yang akan terurai selama 300 tahun dan dapat digunakan kembali. Raut, dkk (2015) juga berpendapat kalau furniture yang terbuat melalui ecobrick memiliki konstruksi yang baik dan hemat biaya. Di samping itu, ecobrick dapat membantu mengurangi penggunaan semen dan kayu dalam sebuah konstruksi bangunan dan furniture berfungsi mengurangi emisi CO2 selama produksi pemotongan semen dan kayu.

Rumah yang terbuat dari ecobrick dapat dipastikan akan selalu hangat ketika udara di luar dingin dan akan tetap dingin selama musim hujan. Hal itu akan membantu mengurangi penggunaan mesin pendingin dan penghangat. Manfaat yang paling penting terhadap anak usia dini adalah dapat menumbuhkan keterampilan motorik halus dan seni pada diri anak dengan cara menghias atau membentuk botol ecobrick menjadi mainan atau boneka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun