Bukan tidak mungkin jika foto pun dapat direkayasa. Adanya aplikasi untuk mengedit sebuah foto dapat mengaburkan kebenaran sebuah peristiwa. Terlebih foto atau video masih dianggap sebagai bukti pendukung sebuah tulisan. Perlu bagi kita untuk mengecek keaslian foto dengan cara menggunakan mesin pencari Google. Cukup dengan melakukan drag and drop foto ke kolom pencarian Google Images.
5. Ikut aktif dalam diskusi atau berkontribusi dalam kampanye anti hoax
Kita juga bisa ikut aktif dalam diskusi anti hoax dengan komunitas yang memang concern dalam membasmi hoax seperti MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia). Selain itu, kita juga bisa ikut mengampanyekan tagar seperti "#SaringSebelumSharing" dan "#StopDiKamu". Kampanye tersebut cukup berpengaruh dalam menekan informasi hoax yang banyak beredar di media sosial.
Guna membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan aktivitas Gunung Merapi, beberapa media yang sudah terverifikasi dapat dimanfaatkan. Kita bisa mengakses informasi lewat akun resmi BPPTKG, baik itu Youtube, Twitter, Instagram, dan CCTV resmi milik BPPTKG. Dilansir dari Tirto.id (2020, 15 Desember), data pengamatan yang sudah diolah oleh BPPTKG biasanya akan dilaporkan setiap pukul 00.00,06.00, 12.00, dan 18.00. Laporan data tersebut juga bisa diakses melalui https://magma.esdm.go.id atau aplikasi MAGMA Indonesia yang bisa di-download lewat playstore.
Selain melaporkan tentang situasi aktivitas Gunung Merapi, BPPTKG juga sering melakukan verifikasi terhadap hoax yang beredar di media sosial. Beberapa kali, BPPTKG kedapatan berkontribusi dalam trending topic yang menggunakan kata-kata "Merapi". Di sana, BPPTKG juga melakukan konfirmasi tentang keadaan Merapi yang sebenarnya. Hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat dapat mengetahui fakta yang sebenarnya dari institusi terpercaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H