Mohon tunggu...
Rusti Dian
Rusti Dian Mohon Tunggu... Freelancer - Currently work as a journalist and writer

Banyak bicara tentang isu perempuan. Suka menonton film, jalan-jalan, dan menuangkan semuanya dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Muslim dan Terorisme: Cara "Hanum dan Rangga" Mengubah Pandangan Warga New York

7 November 2020   09:00 Diperbarui: 7 November 2020   09:10 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan dan Praktik Imperialisme Budaya

Berbicara tentang imperialisme budaya tidak akan terlepas dari peran media untuk terus menggambarkan dan menyajikan konten-konten yang sarat akan budaya Amerika. Hal tersebut mampu menghilangkan budaya asli seseorang yang sudah ditanamkan sejak lahir seperti adat istiadat, gaya hidup, cita rasa, dan lain-lain.

Febiola (2017, h. 4) menjelaskan bahwa teori imperialisme budaya ini mengasumsikan secara ontologi jika manusia tidak punya kebebasan memilih bagaimana seharusnya mereka bertindak, berpikir, dan hidup. Secara epistemologi, teori tersebut beranggapan bahwa tidak ada satu pun kebenaran di dunia ini.

Selaras dengan yang digambarkan dalam salah satu scene film Hanum dan Rangga. Budaya individualis dan feminis yang dimiliki oleh negara Amerika turut ditanamkan Andy kepada Hanum. Hal tersebut dapat dilihat saat Andy membujuk Hanum untuk menjadi produser live.

"Kamu tahu penghambat karir terbesar? Keluarga,"kata Andy. Pernyataan tersebut langsung dibantah oleh Hanum. Andy semakin bersikeras untuk memaksa Hanum mengiyakan tawarannya. Namun, Hanum tetap ingin meminta pendapat pada Rangga terlebih dahulu, karena status mereka adalah suami istri. Dalam Islam, ridho suami itu penting bagi seorang istri.

(Sumber: https://tirto.id/hanum-dan-rangga-diskusi-usang-tentang-perempuan-muslim-berambisi-c9Rb)
(Sumber: https://tirto.id/hanum-dan-rangga-diskusi-usang-tentang-perempuan-muslim-berambisi-c9Rb)

Selanjutnya adalah tentang perbedaan budaya ketika Hanum mengungkapkan perasaan bahagianya karena bisa bertemu dengan Andy Cooper yang sangat ia kagumi. Ketika Hanum berkata, "saya yakin ini semua karena Tuhan". Kalimat tersebut langsung dipotong oleh Andy.

"Jangan pernah menyebut nama Tuhan. Biar saya jelaskan. Membawa nama Tuhan saat bekerja itu hanya akan mengacaukan pikiran kamu,"kata Andy.

Walaupun ekspresi Hanum sempat sedikit kaget, namun Hanum bisa tersenyum kembali dan menunjukkan seolah-olah tidak ada masalah dengan kalimat tersebut. Padahal, Hanum adalah seorang Muslim yang taat dan selalu melibatkan Allah dalam segala urusannya. Tidak mungkin Hanum tidak akan menyebut nama Tuhan.

Sebuah Pilihan

Ryan (2012, h. 154) menjelaskan bahwa setiap pilihan membawa budaya yang berbeda. Selaras dengan yang dikatakan Andy kepada Hanum, "hidup itu pilihan". Budaya mampu melengkapi seseorang dalam dunia kerja, mencari nafkah, dan mempraktikkan keterampilan yang dibutuhkan. Setelah banyak mengalami pergumulan batin, Hanum pun menjatuhkan pilihannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun