Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Atletik, Ibu Cabang Olahraga Dianaktirikan

2 Desember 2024   09:09 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:50 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Bina Satria Sungailiat (dokpri )

Lapangan Bina Satria Itulah mula nama dari sarana olahraga yang ada di kota Sungailiat, kabupaten Bangka ini.

Ketika tempat itu dibangun dengan ditandai sekeliling lapangan ditutup pagar tembok berubah sebutannya menjadi stadio Bina Satria. Di seputar lapangan sepak bolanya dibangun lintasan Atletik. Menjadilah stadion ini sebagai satu-satunya yang memiliki lintasan Atletik di kabupaten Bangka.

Perubahan sebutan menjadi Stadion Bina Satria sekitar tahun 1993. Stadion ini sudah menjadi tempat aktivitas kami mengikuti kegiatan olahraga Atletok. Lintasan Atletik berupa pasir dengan dasar lintasan tidak rata sehingga sangat rawan bagi atlet mengalami cedera bila tidak berhati-hati.

Saya kembali ke stadion setelah cukup Lama tidak melakukan aktivitas olahraga di tempat ini. Tempat saya berlatih sekitar 40 tahun lalu sehingga mengukir prestasi cabang olahraga Atletik.

Lapangan Atletik ini membuat saya banyak  meraih medali diberbagai event. Termasuk mengantar saya dapat mengikuti Pekan Olaheaga Nasional (PON) XI Tahun 1985.

Berkat lintasan Atletik ini telah lahir atlet yang banyak mendulang medali untuk daerah ini. Namun keberhasilan yang dicapai tidak sebanding dengan perhatian yang diberikan oleh pemerintah daerah mau pun pengurus cabang olahraga  yaitu Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) serta KONI untuk membuat lintasan Atletik kondisinya lebih baik. 

Alasan klasik selalu karena dana tidak tersedia sehingga pembangunan stadion ini terutama lintasan Atletik yang tidak layak karena berpasir dan tidak rata. Mengganggu gerakan lari atlet.

Perbaikan pernah dklakukan terhadap lintasan itu pada tahun 1999 ketika stadion  akan dipergunakan sebagai tempat pelaksanaan Pekan Olahraga Daerah (Porda) tingkat provinsi Sumatera Selatan.

Baca juga: Pantun Jalan Pagi

Multi event ini merupakan empat tahunan yang pertama dan untuk yang terakhir diselenggara di Bangka. Karena setelah itu Bangka sudah tidak masuk lagi dalam wilayah provinsi Sumatera Selatan melainkan sudah bergabung dengan provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2000.

Jalur lintasan lari menggunakan tali plastik (Dokpri)
Jalur lintasan lari menggunakan tali plastik (Dokpri)
Kondisi Stadion ini khususnya lintasan Atletik setelah puluhan tahun tidak mengalami perubahan masih seperti yang dulu. Bila dipergunakan sebagai tempat lomba lari lintasan Atletik masih menggunakan tali plastik.

Hal ini merupakan cara yang dilakukan pantia lomba untuk membuat lintasan Atletik bisa dipergunakan sebagai tempat lomba. Namun berbahaya bagi atlet yang melintas di lintasan ini bisa saja kaki terjerat dan terjatuh.

Belum lagi lintasan yang berpasir serta  tidak rata akan rawan kecelakasn menyebabkan atlet cedera. Saya merasa sangat prihatin melihat kondisi ini karena tidak ada perubahan.

Stadion yang sudah 6 tahun tidak lagi dipergunakan sebagai tempat kegiatan upacara setiap kali peringatan Detik-Detik Proklamasi 17 Agustus. Disamping tribun stadion ini terdapat sarana olahraga raga Panjat Tebing yang dipergunakan para atlet berlatih.

Dulu juga terdapat lapangan menembak  di stadion ini tetapi sudah rusak dan tidak terawat sehingga tidak lagi dipergunakan bagi atlet menembak Kabupaten Bangka.

Lapsn Sepakbola Bina Satria (Dokpri)
Lapsn Sepakbola Bina Satria (Dokpri)

Keberadaan cabang olahraga Panjat Tebing yang bisa berlatih di  Stadion ini menambah jumlah cabang olahraga yang bisa menggunakan fasilitas olahraga milik pemerintah Kabupaten Bangka sebagai tempat berlatih. 

Sarana dan prasarana Panjat Tebing bisa dikatakan masih baru. Cabang Ini juga baru dikembangkan belum begitu lama bkla dibandingkan Atletik. Sedangkan cabang Atletik sudah sejak awal ketika daerah ini menyertakan cabang Atletik  berpartisipasi dalam Pekan Olahraga Daerah di tingkat provinsi Sumatera Selatan.

Cabang Atletik merupakan olahraga yang banyak mendulang medali emas, perak dan perunggu namun timbal balik daerah ini terhadap cabang Atletik tidaklah sebancding dengan prestasi yang telah dicapai para atlet.

Banyak atlet dari cabang Atletik di daerah ini yang berprestasi nasional sebut saja Novian Suhendra pernah memegang rekor nasional lari 400 meter dan mewakili Indonesia di berbagai event olahraga di tingkat Internasional yang juga lahir dari lapangan Atletik Bina Satria.

Banyak lagi atlet lainnya termasuk saya ketika itu mewakili daerah ini di berbagai event olahraga Seperti Pekan Olahraga Nasional ke-11 tahun 1985, kejuarasan nasional Atletik,  kejujuran sirkuit Atletik Jawa dan Bali, kejuaraan Atletik se Sumatera dan berbagai kejuaraan daerah Atletik di tingkat provinsi.

Kami berprestasi di sini sejak lama tetapi sarana olahraga untuk cabang Atletik tidaklah berubah. Saya ibaratkan Atletik sebagai Ibu cabang olahraga yang dianaktirikan.

Menjaga keburukan tubuh walau pun sudah tidak menjadi Atlet dan diusia tua, saya kembali latihan dengan mencoba lintasan Atletik ini. Memang sangat berbahaya karena kondisi lintasan yang tidak rata. Selain itu masih tampak tali plastik yang dipasang sebagai batas lintasan bagi atlet yang mengikuti lomba lari yang digelar di tempat ini.

Masih tetap jadul, tidak ada perubahan. Atlet banyak berprestasi tetapi lapangan Atletik tidak sebanding dengan cucuran kringat yang dikeluarkan Atlet untuk mengharumkan nama daerah

Sarana Panjat Tebing di stadion Bina Satria (Dokpri)
Sarana Panjat Tebing di stadion Bina Satria (Dokpri)

Di usia yang tidak muda lagi saya mencoba putaran lintas Atletik yang dulu tempat saya berlatih hingga gantung sepatu pada tahun 1993 untuk menjaga kebugaran tubuh. Tampak beberapa orang juga berlatih di sini termasuk juga atlet yang berlatih.

Saya berada di sini sambil melihat mereka berlatih. Tempat ini juga dijaga petugas. Stadion sebagai aset pemerintah daerah.

Terdapat tiga pintu di stadion ini, namun pintu di bagian belakang tribun saja yang dibuka sehingga Stadion ini tampak tertutup dari jalan raya. Termasuk ketika adanya event olahraga Atletik juga pintu stadion dalam posisi  tertutup jadi seluruh peserta atau yang ingin menonton aharus melalui pintu belakang.

Lapangan menembak yang rusak (Dokpri)
Lapangan menembak yang rusak (Dokpri)

Saya mengingat kembali berapa puluh tahun yang lalu berlatih di sini untuk meraih prestasi. Tidak ada lagi yang tahu bahwa saya pernah membawa panji olahraga daerah ini hingga ke tingkat nasional. Termasuk juga para pengurus cabang olahraga yang sekarang juga tidak mengetahui atlet mau pun pengurus olahraga yang dulu pernah berkecimpung di Atletik.

Namun tidak bisa menyalahkan mereka yang sekarang karena memang dokumentasi kegiatan cabang olahraga di daerah ini kurang baik sehingga tidak ada lagi yang bisa dilihat sebagai buktti  nama-nama para atlet dan pelatih serta pengurus olahraga yang pernah berjasa untuk daerah ini.

Salam olahraga dari Pulau Bangka.

(Rustian Al'Ansori)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun