Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengapa Bunuh Pantunku

6 Februari 2024   15:42 Diperbarui: 6 Februari 2024   15:45 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ( tembak layar kompasiana)

Sampai detik ini kepalaku dipenuhi tanya
Mengapa pembunuh tega menghabisi pantunku
Setelah dijadikan pilihan dihapus dari kehidupan nyata
Malam seketika kehilangan nyawa dibikin kaku

Kata berima datang dari masa lalu
Tidak lekang karena waktu
Sediakan tanah subur di tempat ini
Biar kusemai sampiran hingga isi

Sudah dua kuburan untuk pantunku
Telah kusematkan nisan batu
Biarkan terkubur tanah ketimpangan
Tapi tidak pernah hilang dari ingatan

Baca juga: Hujan Hijau Hajar

Bersama puisi aku berziarah
Bersama puisi aku melangkah
Tanganku menggenggam bunga tanpa aroma
Biar dia terus hidup dengan rima

Sungailiat, 6 Februari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Renungan Hari Ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun