Sampai detik ini kepalaku dipenuhi tanya
Mengapa pembunuh tega menghabisi pantunku
Setelah dijadikan pilihan dihapus dari kehidupan nyata
Malam seketika kehilangan nyawa dibikin kaku
Kata berima datang dari masa lalu
Tidak lekang karena waktu
Sediakan tanah subur di tempat ini
Biar kusemai sampiran hingga isi
Sudah dua kuburan untuk pantunku
Telah kusematkan nisan batu
Biarkan terkubur tanah ketimpangan
Tapi tidak pernah hilang dari ingatan
Bersama puisi aku berziarah
Bersama puisi aku melangkah
Tanganku menggenggam bunga tanpa aroma
Biar dia terus hidup dengan rima
Sungailiat, 6 Februari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H