Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pantai Tersakiti

18 November 2023   20:34 Diperbarui: 18 November 2023   20:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ombak menepi dinding pantai tersakiti
Pasir lepas meninggalkan bibir yang tidak lagi seksi
Setelah puluhan tahun dikoyak mangkuk besi
Mengeruk hingga dalamnya hati

Laut dalam tersakiti
Menjadi kuburan terumbu karang telah patah-mematah
Diremukkan manusia kehilangan nurani
Laut tidak pernah lelah

Berbagai alasan orang membantah
Mereka mengaku tidak besalah
Regulasi telah melindungi
Karena laut tidak bisa direklamasi

Palung yang tercipta telah menjadi perangkap sesama mereka
Laut hanya menjadi saksi nyawa tercabut dari raga
Menuju langit kehilangan camar
Tidak bisa berbuat apa-apa hanya berkata laut telah tercemar

Sungailiat, 18 November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Jalan Melingkar

Baca juga: Setelah Transit

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun