Menulis pantun di hari Kemerdekaan
Pantun ditulis mulai jam enam
Inilah caraku 17 Agustus dirayakan
Berusaha menulis pantun 17 Jam
Pantun di atas merupakan cuplikan Pantun 17 Agustus yang aku posting Kamis pagi, 17 Agustus 2023 sekitar pukul 06.00 WIB.
Aku ingin merayakan Agustusan kali ini sama seperti pada tahun 2019 di Kompasiana. Ketika itu aku menulis 74 judul puisi disetiap jam hingga 74 jam tanpa berhenti sesuai dengan ketentuan Kompasiana bisa posting tiap satu jam.
Posting 74 jam dengan 74 puisi berhasil dilakukan. Ada tekat. Ada perjuangan. 74 judul puisi merupakan simbolik dari 74 tahun Indonesia merdeka. Puisi-puisi itu telah aku bukukan dalam antologi pusi Tanah Merdeka.
Aku ingin merasakan itu kembali suasana 4 tahun lalu dengan menulis pantun.Â
Teng! Pukul 6 dimulai dengan judul Pantun 17 Agustus hingga Pantun 17 Agustus (4). Ada 4 judul pantun. Setiap judul berisikan 4 pantun. Jadi totalnya 16 Pantun pada 4 jam pertama.
Berikutnya pantun ke 5 dengan judul Pantun Hari Proklamasi hingga Pantun Hari Proklamasi (5). Setiap judul pantun berisikan 5 pantun. Jadi totalnya 25 pantun.
4 judul Pantun 17 Agustus dan 5 judul Pantun Hari Proklamasi menggambarkan tahun 1945 sebagai tahun Kemerdekaan.
Sedangkan 8 pantun berikutnya yang merupakan simbol dari bulan Agustus berjudul Pantun Pesta Rakyat. Setiap judul dengan rincian 5 judul berjumlah 5 pantun dan 3 judul berjumlah 4 pantun. Jadi dengan total  37 pantun diselesaikan pada pukul 22.13 WIB.
Jumlah pantun pada judul Pantun 17 Agustus total 16 pantun ditambah 25 Pantun Hari Proklamasi ditambah 37 Pantun Pesta Rakyat dengan jumlah seluruhnya 78 pantun merupakan simbolik dari 78 tahun Indoesia merdeka.
Terasa perjuangan yang melelahkan untuk memenuhi tantangan yang dibuat sendiri.Â
Mengucap syukur, alhamdulillah masih diberikan kesehatan dari-Nya. Karena kesehatan itulah menumbuhkan semangat untuk terus menulis.
Ketika mereka upacara bendera 17 Agustus aku sudah tidak lagi memiliki barisan. Begitu pula lomba dalam menyemarakkan hari Kemerdekaan hanya untuk anak.
Sambil menyaksikan upacara di Istana Merdeka di televisi dari rumah juga bisa merayakan. Membuat tantangan sendiri sebagai pengganti lomba tujuh belasan dengan menulis pantun.
Berkat menulis Pantun di Kompasiana juga telah melahirkan buku kumpulan pantun Lejuk Pantun.
Menyelesaikan 17 jam menulis pantun di HUT RI ke 78 dapat menakar kekuatan fisik maupun pikiran sejauh mana kemampuan di usia yang terus bertambah. Ternyata masih bisa menjalankan.
Semoga menulis juga menyehatkan. Diimbangi dengan berolahraga tentunya.
Sempat tadi kedodoran di jam ke 9 rasanya tidak ingin meneruskan. Tapi semangat ternyata bisa mengalahkan. Tidak jadi KO. Lempar handukpun diurungkan. Menulis pantun dilanjutkan.
Selaiu sehat, menulis juga butuh komitmen. Menulis telah kujadikan rekreasi.
Walaupun sudah pensiun bekerja, rutin menulis rasanya tidak pensiun. Otak masih tetap bekerja, semoga terhindar dari lupa (pikun).
Semangat hari Kemerdekaan tahun ini bisa menularkan kembali untuk menyemangati semangat menulis.Â
Salam literasi dari pulau Bangka.
Rustian Al'Ansori
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H