Terasa perjuangan yang melelahkan untuk memenuhi tantangan yang dibuat sendiri.Â
Mengucap syukur, alhamdulillah masih diberikan kesehatan dari-Nya. Karena kesehatan itulah menumbuhkan semangat untuk terus menulis.
Ketika mereka upacara bendera 17 Agustus aku sudah tidak lagi memiliki barisan. Begitu pula lomba dalam menyemarakkan hari Kemerdekaan hanya untuk anak.
Sambil menyaksikan upacara di Istana Merdeka di televisi dari rumah juga bisa merayakan. Membuat tantangan sendiri sebagai pengganti lomba tujuh belasan dengan menulis pantun.
Berkat menulis Pantun di Kompasiana juga telah melahirkan buku kumpulan pantun Lejuk Pantun.
Menyelesaikan 17 jam menulis pantun di HUT RI ke 78 dapat menakar kekuatan fisik maupun pikiran sejauh mana kemampuan di usia yang terus bertambah. Ternyata masih bisa menjalankan.
Semoga menulis juga menyehatkan. Diimbangi dengan berolahraga tentunya.
Sempat tadi kedodoran di jam ke 9 rasanya tidak ingin meneruskan. Tapi semangat ternyata bisa mengalahkan. Tidak jadi KO. Lempar handukpun diurungkan. Menulis pantun dilanjutkan.
Selaiu sehat, menulis juga butuh komitmen. Menulis telah kujadikan rekreasi.
Walaupun sudah pensiun bekerja, rutin menulis rasanya tidak pensiun. Otak masih tetap bekerja, semoga terhindar dari lupa (pikun).