Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota Mati

8 Agustus 2023   18:03 Diperbarui: 8 Agustus 2023   18:08 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka menyembunyikan denyut nadi
Bersembunyi di bilik rumah sendiri
Membiarkan jalan sepi
Tanpa debu yang mengiringi

Meskipun matahari memanggil tanpa berteriak
Mereka tak peduli karena telinga ditutupi tawa terbahak-bahak
Telah berjalan sendiri-sendiri
Tapi tak mungkin jalan dibiarkan tanpa tapak kaki

Begitu pula deru mesin mengotori polusi
Jalan menjadi tempat berkelahi
Ketika perselisihan tak terhindari
Jantung kota akan berdetak dengan sendiri

Baca juga: Selamat Pagi, Nak

Kini mati
Setelah pagi hidup kembali
Tergantung apakah mereka akan beranjak
Karena sudah cukup lama terinjak

Sungailiat, 8 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Setiba Malam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun