Belum lagi banyaknya saung yang begitu rapat sehingga pantai ini terkesan kumuh, tapi keindahannya tetap bertahan. Teringat kembali bersama teman-teman SMA bermalam di dalam tenda sambil membakar ikan dan sotong seperti tercium kembali aroma menyesdapkan itu.
Siang itu dermaga di Teluk Uber terlihat beberapa orang baru keluar dari mobil menuju ke dermaga dengan membawa berbagai perlengkapan.
Saya bertanya kepada salah seorang dari rombongan yang tetap tinggal di pantai sementara beberspa orang lainnya telah pergi dibawa perahu yang membawa menuju laut lepas untuk melakukan kegiatan penambangan.
Lelaki yang benama Pani (50 tahun) warga lingkungan Nelayan 1 Sungailiat itu sebagai sopir yang mengantar karyawan yang akan melakukan penambangan di laut.
Korban Tenggelam
Pani menceritakan tentang kondisi ombak yang tinggi serta laut Teluk Uber yang sempat memakan korban meninggal dunia saat sedang mandi.
Menyegarkan ingatan saya korban seorang laki-laki warga Sungailiat sebut saja nama panggilannya Ucok (35 tahun) tiga hari menjelang pernikahannya tenggelam di laut Teluk Uber.
Saya juga diundang diacara pernikahan korban karena ibunya teman kerja saya dan istri.
Kabar itu menyedihkan dan kesempatan mengunjungi Teluk Uber kisah sesungguhnya dari peristiwa tersebut diceritakan Pani yang turut mengevakuasi korban.
Ia melihat dari kejauhan dari dekat dermaga ada orang sedang dipapah terlihat se poyangan, spontan Pani langsung berlari ke arah sasaran.