Pustakawan berkolaborasi menjalankan tugasnya dalam mengelola perpustakaan.
Namun masih ada yang belum mengetahui bila tugas pustakawan tidak hanya menata perpustakaan di bawa naungan dinas perpustakaan di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Ketua PD Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) kabupaten Bangka Yusnita menjelaskan, pustakawan siap melakukan kolaborasi dengan perpustakaan sekolah, perpustakaan desa, perpustakaan khusus maupun Taman Bacaan Masyarakat.
Bentuk kolaborasi itu yakni membantu penataan perpustakaan hingga memberikan ketrampilan kepada pengelola perpustakaan yang masih memiliki keterbatan informasi bagaimana cara mengelola perpustakaan sesuai standarisasi.
Masih terdapat perpustakaan diantaranya perpustakaan sekolah yang belum dikelola dengan benar, bahkan terdapat perpustakaan sekolah yang tidak memiiki pengelola.
Ketika dialog Ruang Pustaka RRI Sungailiat Sofiyana, kepala SMP Negeri 1 Mendo Barat yang belum 1 tahun menduduki jabatan tersebut menjelaskan, perpustakaan di sekolahnya baru berkolaborasi degan pustakawan.
Diakuinya terlambat bisa mengetahui pustakawan Fitri dan Yusnita bisa membantu menata perpustakaan sekolahnya yang dinilai belum tertata dengan baik.
Pustakaan di sekolah sebagai jantung dalam kegiatan belajar menganjar karena itu menjadi perhatian untuk dilakukan pembenahan.
Selama ini perpustakaan SMP Negeri 1 Mendo Barat untuk pengelolaan dilakukan tenaga perpustakaan yang belum memiliki kompetensi sehingga terkendala dalam menata perpustakaan.
Namun sudah ada program Literasi Relegi seperti menbaca juz ama, serta pada saat bulan bahasa digelar lomba puisi dan pantun yang diikuti para siswa.
Sofiyana ingin menjadikan perpustakaan ladang informasi serta pegunjung bisa nyaman untuk itu diharapkan kedepan kondisi perpustakaan bisa lebih baik.
Sedangkan Dyna Masyfufah, pengelola perpustakaan SMP Negeri 1 Mendo Barat mengungkapkan keadaan perpustakaan yang dikelolanya masih terus berbenah.
Tapi belum bisa mengikut aktedirasi tahun 2022 ini diharapkan pada tahun 2023 melalui relaksasi terlebih dahulu secara bertahap baru nantinya mengikuti akreditasi reguler.
Untuk koleksi buku terdapat 1000 eksemplar lebih tapi baru 700 eksemplar yang diolah karena keterbatasan tenaga pengelola.
IPI kabupaten Bangka melalui tenaga pustakawan sebagai anggota yang memiliki kualifikasi sebagai pustakawan telah berkolaborasi dengan sejumlah perpustakaan di kabupaten Bangka serta menyelenggarakan bimtek perpustakaan kepada pengelola perpustakaan di kabupaten Bangka. (Rustian Al Ansori)