Menjadikan perpustakaan terakreditasi A merupakan pretasi yang dicapai pengelola perpustakaan.
Capaian itu didapat perpustakaan SMK Negeri 1 Kelapa, kabupaten Bangka Barat.
Sedangkan perpustakaan SMA Negeri 1 Puding Besar, kabupaten Bangka yang terakreditasi B sebagai perpustakaan sekolah terbaik di provinsi kepulauan Bangka Belitung hingga mewakili daerah ini dalam lomba perpustakaan tingkat nasional.
Pengelola  perpustakaan dua sekolah dari daerah yang berbeda di Bangka Belitung ini dipertemukan dalam dialog Ruang Pustaka RRI Sungailiat.
Ketua Pengurus Daerah Ikatan Perpustakaan Indonesia (PD IPI) kabupaten Bangka Yusnita menjelaskan, dua perpustakaan sekolah yakni SMK Negeri 1 dan SMA Negeri 1 Puding Besar bisa menjadi contoh bagi perpustakaan yang aberada di provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dukungan kepala sekolah dan guru di sekolah menentukan kemajuan perkembangan perpustakaan sekolah.
Pencapaian perpustakaan SMK Negeri 1 Kelapa terakreditasi A karena kerja keras pengelola perpustakaan Agus Sufajar yang menata perpustakaan belum terakreditasi langsung bisa memenuhi stadart nasional perpustakaan terakreditasi A.
Sedangkan pengelola Perpustakaan SMA Negeri 1 Puding Besar Erma Suriany mengatakan, kendati perpustakaannya sebagai perpustakaan yang pernah meraih juara pertama lomba perpustakaan tingkat provinsi Bangka Belitung tetap terus melakukan pengembangan dengan berbagai inovasi.
Perpustakaan SMA Negeri  1 Puding Besar bernama Pahlawan 4 terus mengembangkan literadi baca tulis serta berbagai inovasi untuk menjadikan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Berbagai sarana dan prasarana telah tersedia diantaranya ruang anak, multi media dengan fasilitas 8 unit komputer, Â Pojok Kewirausahaan, dan lain-lain.
Sementara itu SMK Negeri 1 Kelapa diakui pengelolanya Agus, ketika bergabung dengan SMK Negeri 1 Kelapa pada tahun 2020 belum terakreditas bahkan 22 tahun hingga usia berdirinya perpustakaan.
"Saya perbaiki dengan merubah manset terhadap perpustakaan dari tidak menarik nenjadi menarik," ungkap Agus.
Berbagai kegiatan seperti Seni dan budaya di perpustakaan serta siswa dilibatkan mendisain perpustakaan.
Perpustakaan dengan nana Ceria ini merupakan singkatan dari Ceria, Empati, Relegius dan Ananah, yang juga telah menjadikan perpustakaan ramah bagi disabilitas.
Dua perpustakaan sekolah yang berprestasi di Bangka Belitung ini  telah mengedukasi pengelola perpustakaan lainnya yang ingin memajukan perpustakaan dengan modal urama niat yang kuat ingin memajukan perpustakaan yang lahir dari pengelola.
Selain itu dukungan dari kepala sekolah dan para guru serta para siswa dengan terus melakukan inovasi. (Rustian Al Ansori)