Belum banyak perpustakaan di kabupaten Bangka terakreditasi A sesuai dengan standar nasional perpustakaan.
Tercatat baru ada 4 perpustakasn terakreditasi A hingga tahun 2022 ini di kabupaten Bangka. Perpustakaan yang berhasil terakreditasi A tahun ini diantaranya SD Negeri 17 Merawang. Pengelola perpustakaan sekolah tersebut Meriyanti mengungkapkan keberhasilan perpustakaan yang dikelolanya sehingga terakreditasi A dalam acara Ruang Pustaka RRI Sungailiat bersama pustakawan Yusnita dan Fitri ia mengatakan, hasil yang dicapai dalam mengikuti akteditasi perpustakaan sangat memuaskan yakni terakreditasi A.
Persiapan yang dilakukan menghadapi akreditasi perpustakaan selama 3 bulan dengan berkonsultasi kepada pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan kabupaten Bangka serta pustakawan PD Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) kabupaten Bangka.
Selain itu, belajar dengan pengelola perpustakaan yang telah lebih dahulu terakreditasi.
Menambah koleksi buku merupakan bagian dari langkah Meri dalam persiapan perpustakaan menghadapi akreditasi dengan berkoordinasi serta mendapat dukungan dari kepala sekolah.
Namun menemui kendala untuk memenuhi tersedianya majalah anak anak di perpustakaan.
"Sekolah kita berada di desa susah mendapatkan majalah anak karena tidak ada lagi pengantar untuk berlangganan majalah," ujar Meri.
Ia harus ke kota untuk mendapatkan majalah anak dengan membelinya di toko buku.
Sementara itu pustakawan yang juga ketua PD IPI kabupaten Bangka Yusnita menjelaskan, capaian nilai sangat memuaskan yakni A karena itu perpustakaan wajib terakreditasi apakah itu B maupun C sesuai dengan standarisasi nasional.
"Ada dua perpustakaan sekolah terakreditasi A tahun ini di kabupaten Bangka;" ungkap Yusnita.
Yusnita menilai, pengelola perpustakasn SD Negeri 17 Merawang Meriyanti memiliki semangat yang tinggi untuk meraih akreditasi A perpustakaan yang ia kelola.
Sedangkan pustakawan Futri mengatakan, pembinaan dilakukan pustakawan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan kabupaten Bangka terhadap pengelola perpustakaan sekolah dan desa yang akan mengikuti akreditasi.
Akreditasi perpustakaan juga karena program dari Perpusnas RI yang berkirim surat kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi dan kabupaten kota serta sudah ditunjuk asesor yang memberikan penilaian di daerah.
Ketika informasi itu didapat dari Perpusnas RI pengelola perpustakaan dengan sigap melakukan persiapan seperti yang dilajukan Meriyanti.
Persiapan yang dilakukan  dengan memanfaatkan bahan yang bisa diolah seperti membuat meja baca dari ban mobil bekas, rak  buku dari papan bekas sehingga perpustakaannya memiliki 12 rak buku sebagai solusi karena keterbatasan dana yang tersedia di sekolah
Fitri mengharapkan pengelola perpustakaan untuk semangat berjuang serta harus semangat belajar kepada perpustakasn yang sudah berhasil sehingga bisa menjadi tolak ukur untuk meraih akreditasi perpustakaan.
Salam literasi dari pulau Bangka.
Rustian Al'Ansori
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H