Waktu itu dukungan untuk perpustakaan SD Negeri 24 Sungailiat didapat dari advokasi berupa dana untuk mengembangkan perpustakaan sehingga bisa menjadi perpustakaan percontohan di kabupaten Bangka.
Ketika perpustakaan sudah berjalan sebagaimana mestinya dengan sarana dan prasarana yang lengkap namun manajerial yang kurang karena tidak memiliki tenaga perpustakaan yang mumpuni.
Harizan mengharapkan adanya apresiasi dari pemerintah seperti pengelola perpustakaan yang belum berstatus Pegawai Negeri Sipil bisa menjadi PNS.
Perpustakasn akan lekas berkembang dengan adanyanya digitallisasi sehingga perpustakaan bisa dibuat sebagai ajang pertasi.
"Walaupun jumlah dana yang tersedia masih ada alokasi khusus dana untuk perpustakaan tetap tidak mencukupi," ujar Harizan, kepala SD Negeri 24 Sungailiat.
Perpustakaan saat ini tidak hanya menjadi tempat membaca dan meminjam buku tapi buku bukan hanya dibaca tapi juga isi buku dipraktekkan serta bisa diterapkan dalam pelajaran di kelas, seperti diinginkan pengelola perpustakaan SD Negeri 25 Sungailiat Tri Saptuti.
Sebagai perpustakaan yang terakreditasi A, perpustakaan SD Negeri 25 Sungailiat terus berkembang karena dukungan kepala sekolah, para guru, orang tua siswa dan para alumni.
Pengelola perpustakaan SD Negeri 25 Sungailiat Tri Saptuti menjelaskan, keberhasilan perpustakaan yang dikelolanya berkat advokasi yang telah dilakukan dengan berbagai pihak.
Mengelola perpustakaan agar melibatkan banyak pihak yang peduli ingin memajukan perpustakaan, bila tidak ada dukungan sulit bisa mengembangkan perpustakaan.
Melalui upaya advokasi yakni menggalang dana bantuan maka perpustakaan takaan akan lekas maju dan terjadi perubahan sehingga membuat pemustaka lebih banyak berkunjung.
Bila suasana perpustakaan yang berubah dengan koleksi buku tidak hanya itu-itu saja maka perpustakaan akan menjadi tempat yang menyenangkan dan nyaman.