Merasakan pagi, menjilat embun, menelan dingin, mengunyah cemas yang belum ditelan.Â
Kaki masih lemah belum kuat untuk melangkah, bukan karena kehilangan tenaga tapi hati yang menolak pergi.Â
Masih ada puisi yang bisa dilarung pagi ini untuk menyepikan hati dari sampah dengki yang ramai bertebaran.Â
Harus pergi, karena sudah menjadi janji yang terpatri setelah melangkahi beberapa hari.
Pagi ini saatnya memulai menghadapi tantangan baru yang kembali berangkat dari masa lalu.Â
Bukan penunggu waktu tapi mengiringi waktu.Â
Waktu tak kan berhenti
Tapi membatasi, tiba waktu mati.Â
Sungailiat, 13 Desember 2021Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!