Pemerintah desa (Pemdes) yang cinta ilmu dan ingin menjaga peradaban pasti akan membesarkan keberadaan Perpustakaan desa (Perpusdes).
Salah satu Perpusdes dari 36 Perpusdes yang ada di kabupaten Bangka Pemdes yang memberikan perhatian terhadap pengembangan Perpusdes adalah desa Baturusa, kecamatan Merawang.
Bersamaan dengan desa ini pada tahun 2020 terpilih sebagai Perpusdes penerima manfaat dalam program perpustakaan yang bertransformasi menjadi inklusi sosial dari Perpustakasn Nasional RI.
Kepala desa  Baturusa Rulli Aswin menjelaskan, untuk meningkatkan kunjungan ke Perpusdes dan meningkatkan minat baca masyarakat pihaknya menyertakan santri Taman Pendidikan Alquran (TPA).
" Kita juga melibatkan santri TPA untuk kegiatan di perpustakaan, kebetulan lokasi perpustakaan berdekatan dengan TPA, " ujar Aswin ketika sebagai nara sumber acara Ruang Pustaka di RRI Sungailiat.
Diantara kegiatan yang mekibatkan santri TPA yakni nonton bersama film bernuansa Islam di perpustakaan.
Pengelola Perpusdes Baturusa Sadam mengakui ia nasih baru sebagai pengelola perpustakaan namun bertekat ingin memajukan perpusdes Baturusa.
Sebagai Perpusdes susulan penerima manfaat  program transformasi perpustakasn berbasis inklusi sosial saat ini memiliki  2700 eksemplar buku dan sudah berdiri selama 11 tahun.
Sementara itu pustakawan dari Perpusda Bangka yang sering melakukan pembinaan terhadap Perpusdes menjekaskan, di kabupaten Bangka saat ini terdapat 11 desa yang menjadi penerima manfaat dari Perpusnas RI sebagai perpustakaan berbasis inklusi sosisl.
Sedangkan pustakawan dari Perpusda Bangka lainnya Yusnita mengaakui tidak semua Perpusdes berbasis inklusi sosial yang aktif, namun ada Perpusdes yang sangat aktif.
Diharapkannya Perpusdes yang ada di kabupaten Bangka dapat bertransformasi menjadi inklusi sosial inisiatif sendiri tidak menunggu bantuan dari Perpusnas RI serta dengan pelibatan masyarakat desa.
Menurut Yusnita, masing-masing desa memiliki ciri khas tersendiri seperti desa Karya Makmur dengan kegiatan di Perpusdes yakni  membuat kompos,  desa Kimak berkreasi membuat kunyit asam, desa Pemali membuat kerajinan dari sampah yang dapat meningkatkan ekonomi warga. (Rustian Al'Ansori).
Salam literasi dari pulau Bangka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H