Masa pandemi Corona membuat warga di tempat saya tinggal meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan virus yang mematikan itu diantaranya dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker menjadi keseharian yang diterapkan selama satu tahun terakhir ini. Namun nasih saja ada warga yang mengabaikan prokes.
Seperti yang dilakukan penjual sate asal salah satu kabupaten di Sumatera Selatan ini. Sudah satu tahun lebih Aswin (33) merantau ke Sungailiat, kabupaten Bangka. Sehari-hari ia mendorong grobak jualannya di seputar kelurahan Paritpadang dan Bukit Batung.
Di tengah wabah dan meningkatnya angka pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di daerah kami masih saja ada warga yang tidak mematuhi prokes. Abang tukang sate ketika di tanya mengapa tidak memakai masker? Jawabnya enteng saja.
"Lupa, tertinggal, " cetusnya.
Saya pesan sedikit sate hanya 10 tusuk. Dengan harapan ia segera selesai membakar sate dan lekas pergi.
Penjual sate yang sudah 1 tahun lebih berjualan di Sungailiat ini merasa lebih aman berjualan bila dibandingkan dengan di daerah asalnya Sumatera Selatan. Malam haripun merasa aman, tidak ada gangguan tindak kejahatan saat berjualan.
Kondisi aman patut disyukuri, namun dalam situasi pandemi bisa tidak aman bila tidak menjaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan.