Aku kembali di pangkuan pagi
Jemari matahari telah membelai hingga menembus pori-pori
Tubuhku berpeluh hingga jatuh setelah disentuh dengan jari
Segar kembali setelah disusui udara pagi
Pagi telah menjadi ibu yang melahirkan aku kembali
Memberikan kenyamanan dihembus kesejukan angin dataran tinggi
Telah memulihkan semangat yang membuat kembali muda
Ketika istri menyanyikan, "lihat kebunkan penuh dengan bunga"
Pagi telah mengasuhku
Hingga menua usia jauh berlalu
Embun pagi telah menjadi penguat tulangku
Yang harus kuakui sudah mulai ngilu
Sungailiat, 11 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H