"gini pak maaf seblum.nya saye ni nak minta bantu dikit pak sekedar buat beli beras jak dua hari ni makn di rumah mertue pak. blum boleh mangung 2 pandemi ni .seratus ribu jadi la pak klo ada"
Pesan di atas saya terima dari messenger media sosial dari warga net yang baru diterima pertemanannya.
Pesan itu ditulis dengan menggunakan dialeg salah satu daerah di Bangka Belitung. Saya tidak ingin menyebut akun Facebook tersebut.
Ia mengaku sebagai seniman yang sepi job minta uang untuk beli beras karena lagi tinggal di rumah mertua.
Saya tidak mengenal pengirim pesan ini. Kendati ia berupaya meyakinkan saya dengan juga mengirim fotonya bersama orang penting di Bangka Bekitung.
Tetap tidak menggoyahkan saya, karena saya yakin ini penipuan. Alasan sepi job sebagai seniman, apa yang dilakukann6a telah mempermalukan seniman.
Saya meyakini ini merupakan penipuan, karena beberapa hari terakbir ini beberapa teman saya di medsos mengeluhkan medsosnya telah diretas. Telah dipergunakan untuk meminta sumbangan seperti pesan yang baru saya terima.
Pengalaman saya hari ini Sabtu (4/7) untuk berbagi guna mengingatkan agar kita tidak tertipu di medsos.Â
Menghadapi penipuan bagi anda yang sering berselancar di medsos untuk  waspada dengan memperhatikan sebagai berikut :
- Untuk tidak lekas percaya bila menerima pesan yang isinya meminta bantuan. Lebih baik tidak ditanggapi.
- Cek profil akun serta aktifitas di akun medsos tersebut, bila tudak jelas identirasnya patut diduga akun tersebut palsu.
- Bila mengenal pemilik akun yang dicurigai untuk mengkonfirmasi kepada yang bersangkutan, apakah ia atau bukan yang mengirim pesan serta untuk mengcek apakah ia memang benar atau tidak yang meminta bantuan.
- Jangan menanggapi percakapan di medsos yang dicurigai akan melakukan penipuan (pemiliknya tidak dikenal)
- Blokir saja akun yang dicurigai akan melakukan penipuan.
Demikianlah yang saya lakukan ketika menghadapi upaya penipuan di medsos. Semoga bermanfaat.
Salam dari pulau Bangka.