Teruslah turun, biarkan hujan membuat rintangan
Biarkan pagi terhalang, menerima hujan dengan senyuman
Telah menggalkan kerumunan
Ketika orang-orang akan merayakan kenormalan
Merasa sudah aman
Padahal waktu lekas berubah, seketika kembali menjadi ancaman
Mereka telah diselamatkan hujan
Biarkan kebanjiran, agar terhalangi tak bisa meneruskan perjalanan
Biarkan bunga, putik berguguran karena hujan menggetarkan
Biarkan unggas memnjadi bisu karena kedinginan
Biarkan lapangan rumput tempat pertemuan tergengang agar tidak diinjak beban
Hujan di awal Juli telah menaburi pagi
Telah kualiri kehangatan tenggorokanku dengan secangkir kopi
Pagi, kopi, hujan kutautkan dalam puisi
Sungailiat, 1 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H