Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tarkam Terhenti, Pesepak Bola di Bangka Kembali Berkebun

23 Juni 2020   05:51 Diperbarui: 23 Juni 2020   18:55 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kabupaten Bangka merupakan daerah dalam beberapa hari terakbir ini nol penambahan angka positif Covid-19.

Namun hingga saat ini belum tampak geliat sepakbolanya. Meski hanya sepakbola antarkampung alias tarkam.

Daerah yang tidak pernah memberlakukan PSSB namun langsung new normal ini sejak lama daerah sudah sebagai gudang atlet sepakbola berbakat.

Ketika masih bergabung dengan provinsi Sumatera Selatan, sebelum menjadi provinsi kepulauan Bangka Belitung, pesepakbola daerah ini selalu terpelih untuk memperkuat tim sepakbola Sumsel, di berbagai even nasional di antaranya PON dan Porwil.

Munculnya bibit atlet sepakbola berbakat di Bangka karena didukung banyaknya kompetisi sepakbola.

Tahun 1970an ada tokoh sepakbola Ir. Sutiono J. Alis yang melakukan pembinaan, sehingga Ps Bangka berprestasi di tingkat nasional dan beberapa pemainnya terpilih memperkuat tim nasional.

Masyakarat sepakbola sudah merindukan lapangan sepakbola di desa kembali diramaikan pertandingan sepakbola.

Selama pandemi kompetisi antarkampung (tarkam) terhenti. Pemain sepak tidak mendapatkan bayaran dari donatur klub, mereka beralih merumput di kebun.

Apa yang bisa diharapkan dari kebun. Tidak bisa berharap lebih karena harga getah karet saja murah hanya Rp 4 ribu per kilogram. 

Selama pandemi kompetisi sepakbola di beberapa desa terhenti karenanya hiburan gratis bagi masyarakat juga hilang.

Lapangan sepakbola desa pun sepi dari warga yang menonton pertandingan setiap sore.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun