Aku menyusulmu di batas kampung, ketika mendapat kabar kau sedang membakar tumpukan ranting untuk menerangi malam ketika laron mengepung. Mengapa di batas kampung? Kau tampak linglung.
Kau sedang bersiap-siap pergi dengan meninggalkan jejak bara api. Sebenarnya kau tidak ingin pergi, tapi gengsi. Jejak bara kau kira akan kuselusuri, untuk meminta kau kembali. Pergilah jauh aku tak lagi ingin memiliki.
Bawa bara api, semoga bisa menerangi. Bila terinjak jangan salahkan karena dari mula aku tidak menghendaki. Di perbatasan kau sedang membuat spekulasi. Bila terus pergi sama dengan pusara di taburi melati. Bila kembali belum tentu bersemi, bisa jadi menyakiti.
Sungailiat, 18 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H