Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Belanja Online Bayar Non Tunai, COD Berisiko Ketika Pandemi

16 Juni 2020   18:00 Diperbarui: 16 Juni 2020   18:10 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurir meninggalkan rumah kami setelah mengantar paket (dokpri)

Belanja secara online salah satu cara masyarakat agar tetap di rumah sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Ketimbang berbelanjan langsung dengan mendatangi pasar, mall, super market mini, toko dan warung, kita akan berinteraksi dengan penjual dan pembeli yang lain. Lebih beresiko lagi bila terjadi kerumunan orang di tempat belanja. Belum lagi sebelum mendatangi pusat perbelanjaan kita harus menjaga diri dengan masker, menjaga jarak dan selalu cuci tangan.

Saya sudah biasa belanja secara online jauh sebelum pandemi Corona. Belanja untuk kebutuhan saya sendiri seperti pakaian, sepatu hingga barang elektronik. Selalu dalam bertransaksi saya bayar dimuka sebelum barang saya terima dengan non tunai. Pembayarannya dilakukan secara online juga.

Ini saya lakukan untuk memantapkan peruntukan uang agar tidak terpakai untuk kebutuhan lain saat menunggu kiriman barang pesanan diterima. 

Disamping itu saya sudah percaya dengan tempat saya belanja. Bila barang tidak tersedia uang akan dikembalikan. Begitu pula barang yang diterima tidak sesuai dengan pesanan akan dapat dikembalikan serta diganti sesuai dengan yang  saya pesan.

Dokpri
Dokpri
Sedangkan istri saya belanja secara online baru rutin dilakukan ketika pandemi Corona. Ini dilakukan salah satunya untuk menghindari berinteraksi dengan banyak orang di pusat perbelanjaan guna menghindari dari penularan Covid-19. Namum istri saya dalam pembayarannya di tempat setelah barang tiba yakni dengan cara Cash on Delivery (COD).

Belanja online dengan pembayaran cara COD ada untung dan ruginya di tengah pandemi. Keuntungannya bila barang tidak tersedia tidak perlu menunggu pengembalian dana. Tapi di tengah pandemi ini, cara COD beresiko, sama saja kita berinteraksi dengan penjual di toko yang diwakili pengamtar barang (kurir).

Ketika pesanan saya datang. Saya akan katakan kepada pengantar barang, "barang letakkan di luar saja, pak," kata saya dari dalam rumah. 

Saya tidak perlu ke luar rumah karena sudah lunas. Baru keluar rumah setelah kurir meninggalkan pekarangan rumah. Untuk selanjuknya saya menyemprot kemasan paket dengan disinfektan. Baru paket saya buka, masih tetap dalam posisi di luar rumah.

Berbeda dengan paket pesanan istri dengan COD ketika kurir datang mengantar. Ia harus ke luar rumah untuk membayar sesuai harga barang yang dipesan. Berinteraksi dengan kurirpun tidak dapat terhindari. Apa lagi jumlah uang yang dibayar lebih besar dari harga barang. Istripun harus menerima kembalian uang dari kurir.

Kurir meninggalkan rumah kami setelah mengantar paket (dokpri)
Kurir meninggalkan rumah kami setelah mengantar paket (dokpri)
Meskipun kurir menggunakan masker namun kewaspadaan harus selalu ada karena tidak mengetahui siapa tenaga pengantar barang ini. Termasuk riwayat perjalanannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun