Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lomba Bercerita Secara Virtual, Kurang Menantang Terkendala Sinyal

15 Juni 2020   20:57 Diperbarui: 15 Juni 2020   20:50 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alyyah peserta lomba bercerita dari kabupaten Bangka dalam lomba secara virtual tingkat provinsi (dokpri)

Kondisi pandemi Corona memaksa panitia lomba bercerita tingka Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senim (15/6) menyelenggaranya secara virtual.

Seluruh perpustakaan umum daerah kabupaten dan kota di Bangka Belitung menyiapkan 1 orang peserta yang merupakan juara 1 lomba bercerita tingkat SD/MI di daerahnya masing-masing. Kabupaten Bangka di wakili Alyyah Winsa Majid (11 tahun) merupakan siswi kelas 4 SD Negeri 9 Pemali.

Dokpri
Dokpri
Alyyah dalam lomba ini membawakan cerita rakyat dari Bangka Barat yakni Tanjung Tedung. Mengenakan seragam putih merahnya ia menyatakan siap mengikuti lomba. Tampak tenang dan sesekali melemparkan senyum.

Menunggu dimulainya lomba bercerita, para pegawai perpustakaan menyiapkan peralatan yang akan dipergunakan. Menggunakan peralatan apa adanya yang tersedia di perpustakaan. Laptop infentaris kantor hingga smartphone pribadi, yang penting tersambung dan audio serta video bisa tertangkap jelas para dewan juri.

Saya sempat berada di perpustakaan umum daerah kabupaten Bangka di jalan Jendral Sudirman Sungailiat ketika berlangsungnya lomba. Sebelum lomba dimulai saya sempat bertanya kepada Alyya, bagaimana perasaannya bila dibandingksn ketika mengikuti lomba bercerita tidak secara virtual yang disaksikan banyak penonton. 

Menurut Alyya, lomba di depan kamera kurang menantang, tidak seperti lomba bercerita yang berhadapan langsung dengan penonton.

"Kurang geroginya, biasa-biasa saja," kata Alyya.

Layar laptop pemantau audio dan video peserta dari aplikasi zoom (dokpri)
Layar laptop pemantau audio dan video peserta dari aplikasi zoom (dokpri)
Alyya bersama teknisi yang mempersiapkan perangkat virtual menunggu panduan dari Pangkalpinang yakni dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Teknisi telah memastikan perangkat sudah tersambung dengan baik.

Sementara itu kepala bidang pelayanan perpustakaan pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan kabupaten Bangka Baharudin terus memantau dan menunggu informasi dari pantia dengan melihat monitor di laptop.

Peralatan kamera mebggunakan smartphone (dokpri)
Peralatan kamera mebggunakan smartphone (dokpri)
Sedangkan Alyya terus melakukan latihan dengan didampingi guru pembimbingnya. Ia membawakan cerita tentang asal mula nama daerah di wilayah Bangka Barat yakni Tanjung Tedung. Kata Tedung sendiri merupakan nama ular besar yang bersahabat dengan manusia. Cerita rakyat ini juga diakhiri dengan dikutuknya ular menjadi batu. Hingga saat ini wujud batu ular itu masih tampak di Tanjung Tedung.

Membawakan ceritanya, Alyya juga dilengkapi dengan beberapa properti untuk menghidupkan cerita. Tidak ada hambatan, Alyya tampak tenang mencoba beraksi di depan kamera yang hanya menggunakan kamera smartphone itu.

Mempersiapkan lomba ini, Alyya rutin berlatih satu bulan terakhir ini. Ia  mendatangi sekolahnya setiap hari yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya. Suasana sekolah yang sepi karena semua siswa belajar dari rumah akibat pandemi Corona. Tidak menyurutkan semangatnya untuk mempersiapkan diri.

"Alyya, keingintauannya cukup tinggi sehingga tidak sungkan untuk bertanya," kata ibu guru yang mendampingi.

Sebelum dimulainya lomba, semangat Alyya semakin bertambah dengan kehadiran ibu, adik dan kakaknya. Mereka duduk di sofa yang sudah disiapkan. Informasi dari pantia penyelenggara lomba bercerita bahwa Alyya mendapatkan giliran ke dua setelah peseta dari Bangka Tengah.

Tiba waktunya giliran Alyya. Ia beraksi di depan kamera sekitar 15 menit dapat diselesaiksn dengan lancar. Begitu pula sinyal internet yang kuat video dan audio diterima dengan baik.

Alyya sedang beraksi (dokpri)
Alyya sedang beraksi (dokpri)
Berbeda dengan beberapa peserta utusan dari daerah lainnya. Ketika sedang beraksi video terputus, sehingga harus diulangi. Sesuai dengan ketentuan lomba bila mengalami gangguan sinyal peserta dapat mengulangi.

Beberapa peserta yang mengulang tampil karena sinyal internet yang lemot, sangat merugikan. 

Konsentrasi dalam menghayati ceritapun akan terganggu. Melihat lomba bercerita secara virtual yang dilaksanakan di Bangka Belitung, ada beberapa unsur penilaian yang sulit disimak yakni ekspresi dan artikulasi.

  • Ekspresi wajah peserta tidak terlihat jelas karena hanya menggunakan satu kamera. Posisi satu kamera yang long shot hanya bisa melihat pergerakan peserta. 
  • Artikulasi tidak jelas terdengar bila sinyal yang tiba-tiba melemah namun tetap hidup akan mengganggu suara hingga menjadi terputus-putus. 
  • Selain itu kualitas gambar yang tidak jernih bisa terjadi karena perangkat yang dipergunakan tidak stadart yakni kamera khusus video tapi menggunakan kamera smartphone.

Setelah lomba tingkat provinsi  untuk penenang akan diikutsertakan dalam lomba bercerita di tingkat nasional. Kemungkinan besar lomba tingkat nasional akan dilakukan secara virtual bila melihat kondisi penyebaran Covkd-19 masih tinggi di negeri ini.

Menyelenggarakan lomba bercerita secara virtual merupakan tantangan tersendiri bagi dewan juri. Kearifan sangat dituntut untuk memberikan nilai yang adil dan obyektif dalam menentukan pemenang.

Menjadi catatan penting dalam lomba bercerita secara virtual yang diselenggaraksn di Bangka Belitung yakni hasil lomba tidak diumumkan setelah lomba. Sebaiknya hasil lomba diumumkan segera secara virtual pula sehingga dapat di ketahui seluruh peserta. Karena kepercayaan itu penting, bila hasil lomba tertunda dan tidak diumumkan secara terbuka akan menimbulkan kecurigaan.

Salam dari pulau Bsngka.

Rustian Al'Ansori

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun