Apa itu new normal di sekolah, ayah?Â
Pertanyaan anak bungsuku yang baru lulus dari SLTP. Aku berupaya menjelaskan setahuku tentang new normal, terkait dengan protokol kesehatan.Â
"Besok kita ke sekolah barumu, kita akan melihat suasana new normal di sekolah," kataku kepada si Bungsu.
Aku dan si Bungsu pagi hari sudah tiba di sekolah barunya. Sesuai dengan aturan kami mengenakan masker. Tujuan ke sekolah barunya untuk pendaftar ulang sebagai calon siswa baru sekaligus nengukur baju seragam baru.
Sebelum masuk ke dalam sekolah siswa dan orangtua diharuskan mencuci tangan dengan sabun. Pihak sekolah sudah nenyediakan tempat cuci tangan. Untuk langkah berikutnya dilakukan pemeriksaan tempratur tubuh oleh petugas pengamanan sekolah.
Setelah melengkapi administrasi dan mengukur seragam baru dalam waktu tidak lama sekitar 15 menit berada di dalam ruangan kita keluar ruangan berganti dengan pengantri berikutnya.
Selama berada di sekolah, ketika si Bungsu bertemu dengan teman asal satu sekolah ketika masih di SLTP yang sudah lama tidak bertemu mereka kangen-kangenan dan tidak menjaga jarak.Â
Ketika berbicara karena mulut tertutup masket ucapannya tidak jelas sehinggu ada teman si Bungsu harus mendekatkan telinga ke wajah temannya agar bisa jelas terdengar. Kembali tidak menjaga jarak.
Selain itu tidak terhindari, para siswa ketika bertemu dengan temannya tidak bisa meninggalkan kebiasaan lama, khusususnya yang perempuan selalu berpegangan tangan. Beberapa kali saya mengingatkan si Bungsu agar menjaga jarak.
Tiba di rumah, si Bungsu paham dengan namanya new normal seperti yang ia alami di bakal sekolah barunya. Kadang ia juga masih melanggar protokol kesehatan. Saya bisa memaklumi karena belum terbiasa.
"Kalau jadi masuk sekolah bulan depan berarti siswanya tidak banyak dalam satu kelas, ayah?" Tanya si Bungsu.
Jumlah siswa dalam sekelas di masa normal lama mencapai 30 orang, berarti saat new normal akan berjumlah separuhnya yakni 15 orang. Menjaga jarak di dalam kelas harus dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.