Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tahan Rindu #JanganMudikDulu

21 Mei 2020   00:07 Diperbarui: 21 Mei 2020   00:07 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sebaiknya #JanganMudikDulu kita belum bersih dari Covid-19.

Pesan yang diingatkan beberapa teman di hari-hari menjelang Idul Fitri 1441 H. Teman-teman saya mengirimkan pesan itu kepada anak-anaknya di perantauan. Ada pula anak mereka yang tertahan di perantauan karena sudah lebih dahuku diberlakukan PSBB maka diputuskan untuk tidak mudik.

Keputusan yang terbaik agar kedua belah pihak baik yang mudik maupun yang berada di udik tidak merasa was-was. Ada pernyataan dari teman saya yang menginspirasi penuh dengan optimisme, "mudik bukan untuk tahun ini saja, masih ada beberapa lebaran lagi yang akan ditemui, tidak tahun ini ayah tungu di mudik tahun depan." Kata yang menyentuh dan memotivasi dari seorang ayah kepada anaknya  agar tidak mudik dulu tahun ini.

Keinginan mudik lebaran sangat kuat. Tradisi tahunan ini telah menjadi wajib dilaksanakan sebagian besar masyarakat Indonesia. Tingginya arus mudik membuat pemerintah harus mengatur dan mengawasi.

Namun berbeda dengan kondisi Indonesia yang masih pandeni Covid-19. Sebaiknya #JanganMudikDulu. Sebesar apapun rasa rindu sebaiknya ditahan dulu. Ketimbang membawa virus Corona bukannya kebahagiaan yang didapat tapi berakhir pilu. Akhirnya merusak kegembiraan lebaran.

Saya menerima SMS Gugus Tugas yang selalu mengingatkan agar tidak mudik dulu tahun ini. Besar resiko yang bakal dihadapi bila melakukan mudik. Tanpa mudik juga tetap merayakan lebaran. Ini SMS Gugus Tugas.

"Sayangi diri anda, sayangi keluarga anda.
Jangan mudik kali ini, karena kehadiran anda di kampung bisa membuat orang yang anda sayangi terkena virus Corona."


SMS Gugus Tugas yang menekankan larangan mudik. Kita diminta untuk bersabar menghadapi wabah.

"LARANGAN MUDIK diberlakukan agar Anda sekeluarga serta keluarga di kampung terhindar dari wabah COVID-19. Bersabarlah agar wabah cepat berlalu. Covid19.go.id"


Menahan rindu sulit dilakukan. Bertambah sulit bila mudik terpaksa dilakukan seperti karena ada musibah. Mudik sulit dilakukan ketika penghentian transportasi angkutan penumpang dari dan ke Bangka Belitung baik udara maupun laut. Ada pemudik yang bisa masuk dengan menggunakan kapal sewaan dari Palembang dan berlabuh di pelabuhan tikus untuk menghidari petugas. 

Kendati akhirnya ketahuan petugas juga. Pemudik ini pulang ke daerah asalnya di Bangka Barat karena orang tuanya sedang sakit. Mudik yang tidak bisa dibendung.

Kalau tidak ada alasan yang betul-betul mendesak seperti tadi karena orang tua sakit ataupun ada keluarga yang meninggal dunia dan urusan penting lainnya yang tidak bisa ditunda sebaiknya mudik di tengah pandemi ini ditunda untuk tahun ini.

Menahan rindu dapat dilakukan dengan bepikir jernih. Tidak buta hanya karena desakan emosi. Mengetahui informasi tentang Covid-19 penting agar bisa paham bahayanya virus ini terhadap keselamatan jiwa. Termasuk penularan yang cepat diantaranya tidak berada di kerumunan orang guna menutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.

Mengikuti protokol kesehatan adalah cara untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Untuk selalu pakai masker bila keluar rumah, selalu cuci tangan, di rumah saja dan ketentuan lainnya. Karena itu #JanganMudikDulu. 

Tidak mudik tahun ini, masih ada tahun esok. Mencegah untuk tidak mudik tidak hanya berasal dari dalam diri pelaku mudik, namun juga mereka yang ada ditujuan mudik untuk memberikan pengertian agar #JanganMudikDulu memiliki peran penting sehingga mengurungkan niat anggota keluarga di perantauan yang akan mudik.

Dengan tidak mudik berarti kita telah menyelamatkan banyak orang. Covid-19 tidak kelihatan bisa saja tertular ketika sedang diperjalanan karena bertemu banyak orang. Ganti mudiknya dengan mudik online.

Nuansa lebaran di kampung halaman, tanah kelahiran dan bertemu dengan orang-orang tercinta, serta aneka kuliner khas yang dirindukan. Lupakan dulu sementara, kita sedang di tengah wabah. Ada kepentingan yang lebih besar yakni menyelamatkan warga kita dari Corona. 

Sungailiat, 21  Mei 2020 / 27 Ramadan 1441 H

Rustian Al'Ansori 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun