Campuran santan, gula pasir dan gula pasir yang sudah mengental diaduk menjadi satu dengan kocokan telur ayam dan vanili hingga rata. Kemudian diadon dengan campuran tepung sagu rumbia dan terigu.
Adonan bisa sekaligus. Bisa pula dicicil yang disesuaikan dengan keinginan masing-masing. Setelah adonan menyatu, kemudian di cetak dengan cetakan khas Rintak Bangka Belitung berbentuk 5 kelopak bunga. Untuk menambah variasi rasa di setiap bagian atas kue bisa di taburi wijen.
Resep nenek kita dulu, ada rahasia  dalam membikin kue Rintak agar lembut dengan takaran gula merah lebih banyak dari gula pasir. Bila suka dengan kue Rintak yang keras dapat mencampurkan gula pasir lebih banyak dari gula merah.
Kue Rinrak yang sudah dicetak di letakkan di atas loyang yang dibaluri minyak goreng dan ditaburi tepung agar nanti saat matang kue Rintak tidak lengket. Kue Rintak yang bagus hasilnya bila dibagian atasnya merekah.
Kue Rintak khas Bangka Belitug ini telah menjadi salah satu kue wajib. Kue jadul, klasik, enak dan asyik.
Kue Rintak di Bangka Belitung hingga saat ini tidak kalah bersaing dan mendapat tempat di meja tamu di rumah-rumah warga saat lebaran, di tengah-tengah hidangan kue kekinian yang menggunakan nama berbahasa asing. Kue Rintak kulininer lokal yang sudah terkenal.
Sungailiat, 15 Mei 2020 / 22 Ramadan 1441 H
Rustian Al'AnsoriÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H