Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hujan Mencium Tanah

6 Mei 2020   17:56 Diperbarui: 22 Juli 2023   12:28 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujanpun mencium tanah
begitu lama tak ingin dilepaskan hingga pasrah
tanah telah membiarkan dirinya basah
tidak lagi mesra
hujan keterlaluan hingga menggenangi jelaga
yang telah mendinginkan bara

Hujan telah melarikan humus yang menjadikan tanah mandul
tak lagi bisa menyuburkan tanah gundul
tanah memang tidak bisa beranak pinak
lama tak dijamah hujan, tanah kembali retak-retak

Hujan mencium tanah hanya cumbuan luka
membekas di rasa yang tak bisa mengobati lara
karena hujan bukan kekasih tanah
mencium hanya ingin melepas lelah
adalah lelaki yang menjadi hujan
menjadikan tanah sebagai perempuan tempat persinggahan

Sungailiat, 6 Mei 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun