Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Suatu Pagi di Pantai Timur

4 Mei 2020   06:03 Diperbarui: 4 Mei 2020   06:39 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari akan lahir dari rahim laut
Tanah teluk yang menjorok bukan terpuruk
Tapi dua kaki ibu yang lagi ngeden mengeluarkan matahari
Percikan gelombang yang mengenai karang terkena wajah adalah peluh Ibu Pertiwi
Yang membantu persalinan tanpa letih
Deru ombak bukan karena laut menahan pedih
Sakit laut karena tak ada kekasih
Telah melahirkan sendiri
Tanpa rasa nyeri

Lihat matahari telah lahir dari Timur akan merangkak menuju Barat tanpa di susui
Matahari telah melumuri darah berwarna jingga ke tubuh laut ibunya
Membuat ibu yang baru melahirkan tidak pucat pasi
Tapi telah menguat imun ibu hingga kembali bertenaga
Kelahiran tanpa tangisan
Hanya bisikan laut melalui angin yang mengirimkan pesan, bahwa pagi adalah kekuatan

Sungailiat, 4 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun