Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ayam Murah, Beras Stabil, Pedagang Pasrah, Mana Pasar Takjil?

29 April 2020   19:30 Diperbarui: 29 April 2020   19:33 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktifitas pasar tradisoonal di Bangka dokpri)

Pulau Bangka sangat tergantung dengan distribusi barang kebutuhan pokok dari luar pulau. Yang terdekat daerah distribusi barang kebutuhan pokok seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ayam, dan lain-lain adalah Palembang. 

Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan menghentikan transportasi laut dan udara awal pekan ini ada kecemasan daerah ini akan kekerungan persediaan barang kebutuhan pokok sehingga akan memicu naiknya harga barang kebutuhan pokok terutama saat Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.

Penghentian trasportasi laut dan udara ke pulau Bangka dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid-19, hanya diberlakukan bagi transportasi penumpang. 

Kendati transportasi barang masih diperkenankan namun akan berdampak kepada menurunnya jumlah barang yang diangkut karena sedikitnya jumlah transportasi baik pesawat terbang maupun kapal. Jasa pengiriman barang saja mengalami keterlambatan

Alhamdulillah warga setempat dapat bernafas lega karena harga barang kebutuhan pokok di Sungailiat, kabupaten Bangka memasuki hari ke 6 Ramadhan 1441 H, Rabu (29/4) masih stabil.

Komuditi yang banyak dipergunakan untuk bahan masakan karena warga di sini suka yang pedas-pedas yakni Cabai. Di pantau di pasar Betuah Sungailiat harga Cabai besar Rp 20 ribu/kg dan cabai rawit Rp 25 ribu/kg. Ibu-ibu bisa tersenyum karena masih bisa menambah selera makan masakannya bagi anggota keluarga yang suka pedas saat berbuka puasa maupun makan sahur.

Memasuki Ramadhan 1441 H ada kejutan buat pembeli. Harga daging ayam potong (broiler) Rp 16 ribu/kg. Jauh kebih murah dari sebelumnya harga bisa mencapai Rp 28 ribu/kg. Pernah mencapai Rp 35 ribu/kg pada Ramadhan tahun lalu. Menu daging ayam bagi yang suka ayam akan mendominasi hidangan di meja makan saat berbuka puasa dan sahur.

Saya berusaha mencari informasi, mengapa harga daging ayam turun? Ini disebabkan, permintaan daging ayam sedikit dari konsumen di tengah pandemi srperti saat ini. Berkurangnya kegiatan hajatan, buka puasa bersama dan lain-lain. Persediaan ayam potong cukup banyak yang berasal dari peternak lokal maupun yang didatangkan dari Palembang.

Dokpri
Dokpri
Sementara itu untuk ikan, saya mendapat kabar harga ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pelabuhan perikanan Sungailiat yang jaraknya tidak jauh dari rumah sekitar 7 km. Informasi dari teman bahwa ikan dijual dengan harga belasan ribu rupiah saja per kilogram. Apa benar harga hanya belasan ribu?

Harga ikan di TPI murah ternyata  disebabkan banyak ikan tidak lagi diekspor ke luar negeri karena permintaan dihentikan akibat dari pandemi Covid-19. Teman saya, Mazwar yang sering pagi hari ke TPI memberikan informasi ini.

Mendapatkan ikan murah di TPI dalam kerumunan banyak orang. Situasi ini rentan terjadinya penularan Covid-19. Ingin mendapatkan ikan dengan harga murah diurungkan. 

Jadilah membeli ikan di pasar Betuah dekat rumah hanya sekiar 200 m cukup dengan berjalan kaki saja. Selain itu pembeli pun tidak ramai seperti halnya di Pasar Kite di pusat kota Sungailiat. Harganya juga sama saja. Selain itu para pedagangnya juga mematuhi anjuran untuk selalu menggunakan masker dan cuci tangan.

Harga Ikan masih stabil di tengah pembeli yang banyak mengkonsumsi ikan. Seperti ikan Kembung Rp 3o ribu/kg, Krisi Rp 35 ribu/kg, Ciu Rp 26 ribu/ kg dan Tenggiri Rp 80 ribu/kg.

Sementara itu harga yang masih cukup tinggi pada komuditi Bawang Merah Rp 50 ribu, Bawang Putih Rp 70 ribu dan Bawang Bombay Rp 80 ribu/kg. Hanya beberapa pedagang saja yang menjual, dengan kualitas bawang yang kurang baik. 

Stok jenis sayuran ini terbatas. Sedangkan untuk telur ayam masih stabil dengan harga berkisar Rp 1450 - Rp 1600/butir. Untuk gula pasir stok tersedia namun harga masih tinggi Rp 18 ribu/kg.

Dokpri
Dokpri
Untuk beras memasuki Ramadhan kali ini harga masih stabil seperti beras per karung 5 kg dengan harga antara Rp 49 ribu - Rp 67 ribu tergantung dengan merek beras. 

Sepertinya Pemda setempat tidak perlu lagi melakukan operasi pasar beras yang biasa dilakukan sebelum Ramadhan  maupun menjelang Idul Fitri guna menstabilkan harga. Menyelenggarakan operasi pasar juga berisiko tinggi karena berkumpulnya banyak orang yang akan berpotensi menyebarkan virus Covid-19.

Selain itu Gas elpiji masih menjadi problema khususnya gas 3 kg yang sulit didapat di pangkalan resmi yang menjual dengan harga Rp 18 ribu. Sedangkan di pedagang pengecer dijual dengan harga ada yang mencapai Rp 35 ribu. Gas 12 kg harga rata-rsta Rp 150 ribu masih mudah didapat di pedagang pengecer.

Namun suasana yang berbeda di Sungailiat pada Ramadhan 1441 H, tidak terlihat lagi pasar takjil yang ramai penjual. Mana pedagang takjil? Ada beberapa saja yang berjualan namun tidak banyak. Pandemi Corona saat ini telah membuat warga mengurangi aktifitas. Lebih banyak di rumah saja. Melihat kondisi pandemi ini para pedagang pasrah dan mematuhi aturan pemerintah.

Semoga saja harga barang kebutuhan pokok tetap stabil tidak hanya Ramadhan namun juga selama pandemi Corona sehingga masyarakat dapat terbantu. 

Sungailiat, 29 Aprik 2020/6 Ramadhan 1442 H

Rustian Al'Ansori

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun