Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Andi Zulkapiyo, Penjaga Perpustakaan sebagai Tulang Punggung Keluarga

29 April 2020   22:04 Diperbarui: 29 April 2020   22:22 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andi Zulkapiyo, penjaga malam perpus umum kabupaten Bangka (dokpri)

Jaga malam itulah tugas laki-laki lajang yang tinggal di Paritpadang, kecamatan Sungailiat, kabupaten Bangka Andi Zulkapiyo (32 tahun). Sudah 6 tahun bertugas sebagai penjaga malam di perpustakaan umum daerah (perpusda) kabupaten Bangka di Jalan Jendral Sudirman Sungailiat. 

Andi, ia biasa dipanggil yang memulai tugas di perpusda kabupaten Bangka sejak tahun 2014. Sebagai pegawai honor Pemkab Bangka telah dimulainya sejak tahun 2007.

"Mulai di Pemda resminya tahun 2007,  namun mulainya saya tugas tahun 2006 di rumah dinas Bupati Bangka, " ujarnya memulai menceritakan bisa sampai  bekerja di perpusda kabupaten Bangka. 

Waktu itu masih pagi, Selasa (28/4) saya melihat Andi mengenakan kaos warna merah sedang menyapu di selasar perpusda. Ketika pegawai perpusda belum masuk dan memang perpusda sedang tidak melayani pemustaka karena pandemi Covid-19. 

Dokpri
Dokpri
Andi yang memulai tugas menjaga perpusda sore hari menjelang malam hingga pagi hari sebelum pegawai masuk. Sudah menjadi tugasnya sebelum mengakhiri tugas terlebih dahulu membersihkan dan membuka kantor. 

Usai menjalankan tugas Andi menceritakan kondisi keluarganya yang menjadi tanggungannya kepada saya. Ada ibunya dalam kondisi sakit dan kakak perempuan yang dalam perawatan dalam kondisi juga sakit serta 2 adiknya yang satu masih sekolah di SMA dan satu lagi masih melaksanakan pendidikan kejar paket B. 

"Ia sempat berhenti sekolahnya, jadi saya masukkan ke kejar paket setara SMP, " ujarnya. 

Ia tidak ingin adiknya putus sekolah. Sejak ayahnya Muhammad Adnan meninggal dunia tahun 2006 ketika ia menjelang 2 bulan lulus SMA sebagai anak laki-laki tertua ia merasa bertanggung jawab untuk menghidupi keluarganya. 

Rasanya pupus segala harapan, ketika takdir menyatakan harus menjadi anak yatim. Setelah ayahnya meninggal dunia ibunya terus sakit dan belum sembuh hingga sekarang. Namun Andi tidak sendiri. Ketika masih dalam suasana duka, istri Bupati Bangka waktu itu Lilis Farida Yusroni menawarkan pekerjaan di rumah dinas Bupati Bangka. Ia pun menerima tawaran itu dan dapat menyelesaikan pendidikan di SMA hingga sekarang tercatat sebagai pegawai honor di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan kabupaten Bangka. 

Andi sangat menyayangi keluarganya. Dengan penghasilannya sebagai pegawai honor Pemda ia berupaya memenuhi kebutuhan adiknya dan ibu serta kakak yang sedang sakit.

"Sampai sekarang belum terpikirkan untuk menikah, saya masih punya tanggung jawab terhadap ibu, kakak dan adik, " ucapnya pelan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun