Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nelayan Pulau Mengarungi Pagi

26 April 2020   05:30 Diperbarui: 26 April 2020   05:51 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Embun telah mengantarkan pagi yang gemetar, telah mengantar lelaki tegar. Menuju altar lautan. Nelayan pulau mempersiapkan alat tangkapan. 

Setelah Subuh melepasnya pergi dengan harapan kembali membagi rezeki. Ia mengikuti matahari. Pagi mulai diwarnai. 

Perahu telah mencium gelombang. Tak pernah l membawa bimbang. Laut telah menjadi ladang harapan. Yang tak pernah kekeringan. 

Setelah Subuh matahari melukis indah langit pagi. Perahu nelayan pulau turut mewarnai. Laut tidak sendirian. Telah dikawikan nelayan. 

Lautan telah menjadi rumah. Tempat yang ramah. Ketika daratan dilanda wabah. Ikan melimpah. Tempat pelelangan menjual murah. 

Nelayan pulau menangkap ikan untuk dimakan sendiri, ketika ikan tak lagi dijual ke luar negeri sejak pandemi. Terus meraih rezeki. Menenuhi gizi untuk imun diri.

Matahari memandikan tubuh kelaki. Nelayan pulau mengarungi pagi. Dari lautan memandang daratan. Tersirat keprihatinan. 

Sungailiat, 26 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun