Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Demi Prestasi, PON 2020 Papua Lebih Baik Diundur

19 April 2020   15:05 Diperbarui: 21 April 2020   17:11 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Papua Bangkit yabg akan dipergunsksn pada PON 2020 (bolaspot.com)

Pelaksanaan PON 2020 Papua perlu dipertimbangkan, tidak hanya karena prestise daerah semata yang menyelenggarakan PON tapi juga yang terpenting adalah capaian prestasi. 

Olimpiade Tokyo sudah diputuskan Komite Olimpiade Internasional IOC diundur pelaksanaannya tahun 2021 karena pandemi Corona. Bagaimana dengan PON 2020 Papua? Sebaiknya diundur saja bila mempertimbangkan prestasi para atlet.

PON 2020 tidak sekedar menggelar pesta olahraga, tapi sebagai ajang mengukir prestasi. Bukan tidak mungkin terjadi pemecahan rekor dunia. Pencapaian prestasi bisa juga terjadi pemecahan rekor olimpiade, rekor Asia, dan rekor nasional. Untuk itu dibutuhkan persiapan dan latihan yang maksimal.

Kondisi saat ini, di tengah upaya memutus mata rantai Covid-19 sudah pasti mengganggu atlet yang berasal dari provinsi-provinsi yang terpapar virus ini dalam menjalankan program latihan.

Selain itu perhatian Pemda khususnya penggunaan anggaran tahun 2020 akan tercurah kepada penanganan Covid-19. Begitu pula atlet dan pelatih lebih berupaya menjaga  diri dengan berada di rumah saja.

Pelaksanaan PON 2020 Papua perlu dipertimbangkan, tidak hanya karena prestise daerah semata yang menyelenggarakan PON tapi juga yang tetpenting adalah capaian prestasi. Warga Papua sudah pasti sudah menanti gelaran akbar pesta olahraga empat tahunan ini.

Lebih dari itu, ini bisa menjadi ajang pembuktian bahwa provinsi di Timur Indonesia itu dapat menyelenggarakan multievent nasional dengan sukses, tidak hanya sukses penyelenggaraan juga sukses prestasi.

PON merupakan dambaan semua atlet nasional baik sudah berprestasi dunia, nasional dan daerah. Rencana pelaksanaan PON sudah mengalami perubahan jadwal dari 9-21 September 2020 menjadi 20 Oktober hingga 2 November 2020.

Melihat kondisi pandemi Corona saat ini PB PON, KONI dan pemerintah untuk mengambil keputusan cepat karena ini terkait penggunaan anggaran daerah.

Kondisi pandemi seperti saat ini pasti ada kecemasan ketika melakukan latihan. Belum lagi berkumpul dengan sesama atlet dalam jumlah banyak di hotel maupun asrama saat menjalani pemusatan latihan. Cemas, takut tertular pasti ada. 

Apakah dalam setiap latihan harus menggunakan masker?

Untuk olahraga yang memacu jantung dengan pengaturan napas yang teratur, masker sangat menghalangi.

Begitu pula dengan cuci tangan, ini bertambah repot. Latihan di tengah pandemi tidak akan maksimal. Prestasipun tidak akan maksimal. 

Bagi provinsi yang sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) izin berkumpulpun sangat ketat seperti halnya kontingen yang sedang bersiap diri menghadapi PON 2020 di Papua pasti akan menghadapi kendala. 

Bila pelaksanaan PON di Papua akhir Oktober 2020 baru rasanya baru tahap pemulihan dari penyebaran virus Covid-19.

Bila salah memprediksi akan berbahaya di saat baru akan pulih namun belum pulih sesungguhnya, bukankah akan memunculkan penularan Covid-19 kembali. Laksanakan PON di Papua ketika Indonesia benar-benar steril dari Covid-19.

Pengalaman mengikuti PON

Atlet dan pelatih yang sudah berlatih akan sangat berharap bisa bertanding di arena PON. Bagi saya yang pernah sebagai atlet dan mendapat kesempatan bertanding di PON merupakan kebanggaan tersendiri. Berbeda ketika mengikuti event nasional lainnya. 

Di PON seorang atlet bisa bertanding harus melalui babak pra kualifikasi PON. Ditentukan melalui babak pra kualifikasi dengan target waktu dan jarak minimal untuk cabang olahraga terukur seperti atletik, renang, balap sepeda dan lain-lain.

Sedangkan cabang olahraga pemainan, bela diri, ketangkasan dan lain harus juara di wilayah maupun kejuaraan nasional yang diakui sebagai babak kualifikasi oleh PB PON.

Krnangan di depan kantor PB PON di Senayan 1985 (dokpri)
Krnangan di depan kantor PB PON di Senayan 1985 (dokpri)
Saya mengikuti PON XI tahun 1985 di Jakarta dan lolos babak pra kualifikasi PON di Pekan Olahraga Wilayah (PORWIL) se Sumatera dan Kalimantan Barat ke II di Padang Sumatera Barat tahun 1984. 

POWIL waktu itu masih diikuti atlet se Sumatera dan Kalbar, sekarang hanya kontingen Provinsi se Sumatera.

Saya turun di cabang atletik nomor Jalan Cepat 20 km mewakili Sumatera Selatan. Saya tidak meraih medali, namun berada di urutan ke 4 tapi catatan waktu saya lebih cepat dari waktu yang di tetapkan PB PON. 

PB PON memberikan batas waktu bagi seorang atlet bisa bertanding di PON mengutamakan kualitas. Untuk itu demi prestasi atlet sebaiknya pelaksanaan PON Papua di undur hingga kita sudah benar-benar bebas dari Corona.

Start cabang atletik nomor jalan cepat 20 km PON XI tshun 1985 di Parkir Timur Senayan yang saya ikuti(dokpri)
Start cabang atletik nomor jalan cepat 20 km PON XI tshun 1985 di Parkir Timur Senayan yang saya ikuti(dokpri)
Persiapan yang panjang hampir 1 tahun bagi seorang atlet setelah lolos dari babak pra kualifikasi merupakan aktifitas ysng melelahkan. 

Tidak sedikit anggaran daerah di habiskan untuk persiapan PON. Seperti PON di Papua bagi provinsi di wilayah Indonesia  bagian Barat khususnya akan mengeluarkan dana lebih khususnya biaya tiket perjalanan dari Provinsi asal dengan tujuan Papua.

Saya bersama teman kontingen Sumsel usai pembukaan PON XI di glora Bung Karno (dokpri)
Saya bersama teman kontingen Sumsel usai pembukaan PON XI di glora Bung Karno (dokpri)
Saya yakin bila PON dilaksanakan ketika Indonesia dinyatakan terbebas dari Covid-19 akan lebih baik dalam menciptakan prestasi.

Berlaga di PON tapi prestasinya rasa Olimpiade. Begitu pula prestasi yang hebat berkelas dunia akan lebih meningkatkan prestise PON dan provinsi Papua sebagai penyelenggara PON.

Salam olahraga dari pulau Bangka.

Rustian Al'Ansori

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun