Meskipun sedang sakit, otak Erta masih tetap menari-nari mencari akal agar bisa meraih kembali kendudukan suami yang sempat hilang. Ia berupaya mencari dukungan, kepada siapa pun termasuk kekuatan politik. Kendati sebenarnya jabatan tinggi yang bakal diduduki merupakan kedudukan profesional sebagai seorang Aparatur sipil negara.
Masih ada aset yang dimiliki dan simpanan uang sebagai modal bila dibutuhkan untuk menyuap.
”Kan masih ada rumah kita yang tidak sedang dikontrakan bisa untuk dijual,” ujarnya kepada suami.
”Sudahlah ma, jangan dipikirkan.”
”Papa harus menduduki jabatan lagi.”
”Biar aku bisa lakukan itu.”
”Kalau tidak dengan uang, tak akan bisa mendapatkannya.”
”Maksud mama kita menyuap?”
”Apa lagi ?”
”Kita bisa ditangkap tangan KPK.”
”Jangan berkomunikasi via telepon pa, nanti disadap.”